Headlines News :

Jumat, 21 Januari 2011

Pelestarian candi di Trowulan Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah Di wilayah Indonesia banyak kita jumpai obyek wisata di berbagai daerah, di setiap propinsi, kabupaten bahkan kecamatan terdapat obyek wisata, baik berupa wisata air, wisata bahari, pertanian maupun purbakala. Museum Trowulan merupakan salah satu dari tempat benda-benda bersejarah yang ada di Indonesia. Sebagai penerus bangsa kita harus mengembangkan dan melestarikan budaya maupun benda-benda peninggalan bersejarah diantaranya bisa dijadikan tempat rekreasi, penelitian, bisa juga sebagai sumber pendapatan negara. maka dari itu kita harus mengembangkan dan melestarikan benda-benda bersejarah yang merupakan bukti kehidupan pada masa dahulu khususnya pada masa kerajaan Majapahit di Jatim. Dilihat dari segi budaya Jawa
Timur mampu memberikan andil yang besar terhadap nilai budaya yang terdapat di Indonesia. Untuk itu penulis tertarik untuk membahas tentang " Upaya Melestarikan Obyek Wisata dalam Meningkatkan Minat Pengunjung di Museum Trowulan Mojokerto" B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas maka dapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah upaya melestarikan objek wisata museum Trowulan? 2. Bagaimanakah minat pengunjung terhadap objek wisata museum Trowulan ? C. Tujuan Pembahasan Tujuan pembahasan dalam pembuatan paper ini adalah : 1. Untuk mengetahui upaya melestarikan objek wisata di museum Trowulan Mojokerto. 2. Untuk mengetahui minat pengunjung terhadap objek wisata museum di Trowulan D. Kegunaan Pembahasan 1. Kegunaan Teoritis Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan bagi pembangunan, pembangunan ilmu pengetahuan pada umumnya atau cabang ilmu tertentu. 2. Kegunaan Praktis Sebagai sumbangan bagi pemerintah atau lembaga kemasyarakatan dalam menghadapi masalah-masalah yang mendesak maupun bagi masyarakat pada umumnya, khususnya yang terkait dengan masalah kepariwisataan E. Penegasan Judul Didalam penulisan paper ini sengaja penulis memberi judul "UPAYA MELESTARIKAN OBJEK WISATA DALAM MENGINGKATKAN MINAT PENGUNJUNG DI MUSEUM TROWULAN MOJOKERTO" guna mendapat gambaran yang jelas tentang apa yang terkandung dalam judul tersebut. Agar tidak terjadi salah paham maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang penulis gunakan. Istilah-istilah itu adalah : Upaya : Untuk mencapai suatu maksud memecahkan persoalan. Melestarikan : Merawat dan menjaga agar benda tidak punah sampai sekarang. Objek Wisata : Objek bepergian bersama-sama. Minat : Kecendrungan hati yang tinggi terhadap suatu atas keinginan. Museum : Trowulan : Nama sebuah kecamatan yang ada di daerah Mojokerto Mojokerto : Nama salah satu kabupaten yang ada di propinsi Jawa Timur. Dari uraian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa upaya melestarikan objek wisata dalam meningkatkan minat pengunjung di museum Trowulan Mojokerto adalah suatu cara untuk melestarikan dan memperluas pencarian benda-benda bersejarah yang terdapat di museum Trowulan yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit. BAB II LANDASAN TEORI A. Keaneragaman Kebudayaan di Indonesia 1. Pengertian Pariwisata Pariwisata yaitu kunjungan ke tempat-tempat yang menarik, baik dengan tujuan untuk rekreasi maupun sambil memperdalam ilmu pengetahuan atau sambil menunaikan pekerjaan. Orang yang melakukan pariwisata disebut turis/wisatawan. Para wisatawan yang berasal dari kalangan dalam negeri disebut wisatawan domestik (wisatawan Nusantara) sedangkan wisatawan dari luar negeri disebut wisatawan asing (wisatawan manca negara). semua tempat-tempat yang menjadi kunjungan pariwisata disebut objek wisata. (Drs. Kuswanto, 1994:110) 2. Penyebaran Objek Wisata dan Jenisnya Berdasarkan ciri-ciri, objek wiasata dapat dibedakan antara lain : a. Wisata Alam 1) Wisata lautan adalah dengan flora dan fauna tropika asli Indonesia yang menarik objek wisata hutan terbesar diberbagai daerah Indonesia 2) Wisata bahari atau wisata kelautan. Daya tarik dilautan adalah kejernihan air laut dengan tumbuhan dan ikan warna-warni. Wisata dasar laut terdapat di Sulawesi Utara (taman laut Bunaken) dan lain-lain. b. Wisata budaya Pesona wisata budaya Indonesia terletak pada kebudayaan daerah asli dan tradisional, termasuk kesenian dan bahasanya. Contoh : badui di Banten, Kampung Naga di Tasikmalaya dan lain-lain c. Wisata Ilmiah Wisata ilmiah adalah objek wisata bagi para ilmuan/cendikiawan sambil menikmati keindahan wisata. Para cendikiawan ingin mengembangkan pengetahuannya dalam berbagai aspek ilmu pengetahuan. Dengan kunjungan wisata cendikiawan manca negara, para ahli Indonesia pun berkesempatan untuk menyerap pengetahuan dari para cendikiawan itu. Wisata ilmiah itu bermacam-macam, banyak objek wisata alam dan wisata budaya yang mengandung nilai keilmuan : 1) Wisata Sejarah : seperti Gedung Area, Gadung Gajah di Jakarta dan Museum Batu Tulis di Bogor. 2) Wisata Kepurbakalaan : seperti Museum Geologi di Bandung dan situs Purbakala di Cipari, Kuningan. 3) Wisata pengembangan ilmu dan teknologi, objek wisata jenis ini sudah dikemas dalam paket, misalnya wisata teknologi biologi du Bogor. Adapun faktor pendukung majunya pariwisata adalah : a. Adanya jalur lalu lintas yang baik dan lancar. b. Tersedianya hotel, perumahan yang memadai. c. Daerahnya aman dan jauh dari bencana. Adapun faktor yang menghambat pariwisata : a. Jalur lalu lintas kurang baik dan perhubungan sulit b. Kurangnya sarana, restoran dan hotel c. Daerahnya kurang aman sering terjadi perang dan bencana alam (N. Suryana, 1995: 88) 3. Manfaat dan upaya-upaya pengembangan pariwisata di Indonesia Apabila pada kawasan objek wisata pengelolaannya baik pasti akan membawa manfaat dan dampak yang cukup baik bagi pemerintah maupun rakyat, antara lain : a. Bagi kegiatan ekonomi 1) Merupakan sumber pendapatan negara 2) Memperluas kesempatan kerja dalam bidang-bidang : • Biro perjalanan yang melayani dan mengurus perjalanan para wisatawan • Usaha makan di perhotelan b. Bagi kegiatan budaya 1) Memperkenalkan budaya suatu daerah kepada penduduk daerah lain sehingga dapat memperkuat rasa persatuan 2) Memperkenalkan budaya bangsa Indonesia kepada bangsa-bangsa di dunia. c. Bagi kepentingan pelestarian lingkungan Melestarikan lingkungan alam, flora dan fauna sebab objek-objek wisata selalu terpelihara ; Pemerintah dan pihak-pihak swasta berusaha mengembangkan pariwisata dengan cara : 1) Pembangunan objek-objek wisata baru. 2) Meningkatkan mutu kerajinan rakyat dan menyajikan pertunjukan kesenian. 3) Menyiapkan pemandu wisata dan lain-lain. Keberhasilan dalam kepariwisataan juga tampak dengan semakin meningkatnya jumlah arus kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Pada akhir repelita I Wisman yang datang di Indonesia mendekati 270.000 orang. Perkembangan kunjungan wisman tahun 1968/1988 dan khususnya tahun 1988/1989 sampai dengan bulan Oktober tahun 1992 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Perkembangan Kunjungan Wisata Manca Negara 1968-1992/1993 (orang) No Tahun Wisatawan Manca Negara 1. 1968 86.100 2. Akhir Repelita I (1973/1974) 270.303 3. Akhir Repelita II (1978/1979) 468.414 4. Akhir Repelita IV 1988/1989 1990/1990 1991/1992 1992/1993 1.801.049 1.625.965 2.177.160 2.054.596 B. Himbauan dikembangkannya Pariwisata Dalam masalah ini sebagian besar pemerintah ikut andil untuk mengembangkan sektor pariwisata, karena pada dasarnya pemerintah berusaha menghimbau kepada seluruh masyarakat agar lebih maju dan profesional. Adapun himbauan pemerintah kepada masyarakat diantaranya : 1. Dengan diadakannya program kampanye Nasional Sadar wisata (KNSW) di seluruh Nusantara. Program ini berintikan atau kritikan atau dititikberatkan kepada pelaksanaan Sapta Pesona yaitu Aman, Tertib, Sejuk, Indah dan juga ramah tamah. Disamping itu, telah ditetapkan Undang-Undang No.9/1990 tentang pariwisata yang akan mendukung peningkatan keterpaduan pengaturan : kelembagaan, keimigrasian, penerbangan dan perizinan usaha wisata (diambil dari lampiran buku-buku penerjemah kenegaraan) 2. Menciptakan iklim investasi yang menunjang dan menggencarkan promosi pariwisata. Dalam hal ini, pemerintah memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat tentang berbagai acara-acara kepariwisataan. Dengan demikian pemerintah mengharapkan pariwisata yang ada di Indonesia dapat dikenal bukan hanya di Indonesia saja melainkan sampai keluar negeri dan adapun cara yang ditempuh pemerintah untuk memperkenalkan Indonesia dengan cara mengirim misi-misi kebudayaan dari masing-masing daerah yang mempunyai sektor pariwisata yang cukup profesional dikembangkan. Disamping itu juga mengikutsertakan berbagai pameran pariwisata tingkat Nasional maupun internasional, ini semua diberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk mengembangkan pariwisata semaksimal mungkin. Dalam hal ini pemerintah hanya berusaha dan membimbing tentang berbagai sektor pariwisata agar menjadi salah satu bagian seluruh masyarakat setempat (diambil dari buku-buku lampiran penerjemah Kenegaraan) C. Problem dan Kendala Pengembangan Pariwisata Walaupun pemerintah sudah sering menegaskan kepada masyarakat tentang kepariwisataan, ini semua tidak terlalu berpengaruh kepada masyarakat tertentu yang belum sadar tentang pentingnya sektor ini, tapi bukan berarti kendala dari masyarakat saja. Tapi masih banyak yang datang di sektor-sektor lain diantaranya : 1. Belum lengkapnya sarana transport, ini menyebabkan terlambatnya sarana hubungan secara tepat dan langsung. 2. Sarana dab prasarana yang belum memadahi Maksudnya adalah belum terdapat berbagai penginapan-penginapan, misalnya : hotel, villa dan lain-lain yang tidak memenuhi standar konsumen karena adanya suatu kekurangannya atau dalam bidang pelayanannya, alat elektronik yang memadahi dan tidak canggih disamping itu arsitek gedung atau penataan ruangan yang tidak sesuai. Hal ini menyebabkan kendala bagi wisatawan yang datang (Majalah Kompas, 1997:33) Disamping kendala-kendala yang telah disebutkan di atas, masih belum keseluruhan atau serentak dibudidayakan kepariwisataan pada seluruh lapisan masyarakat Indonesia khususnya. Adapun dari sekian problematika yang perlu dihilangkan atau dengan kata lain himbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan, yaitu : a) Kurang terjaganya kebersihan Kebersihan di sini mencakup keseluruhan, bukan hanya pada tempat objek wisata saja, tapi juga makanan dan pengunjung yang datang untuk menjaga kebersihan ciri khas Indonesia, berarti juga menunjukkan kepribadian bangsanya. b) Masih ada yang tidak menjaga objek wisata Maksudnya adalah masih ada sebagian masyarakat yang belum memahami tentang kebersihan untuk menjaga objek wisata hasil karya orang lain, misalnya dengan cara corat-coret di tempat umum dengan kata-kata yang dianggap mereka keren dan membanggakan nama suku "genk" atau nama sekolah dari mana mereka berasal sebagai kenang-kenangan atau juga merusak tanaman yang di sekitar pantai dan ada juga para genk berani-berani menjauh dan mendekati terus ke laut padahal disitu sudah diberi peringatan tetapi tidak menghiraukan, juga masih banyak anak muda dan penduduk yang belum sadar akan adanya pantai laut tersebut yang indah, apabila mereka mau menjaga kebersihan sehingga enak dilihat dan dirasakan dengan nyaman. (Majalah Sarina, 1997: 103) D. Memelihara Kelestarian Alam Kelestarian sumber alam tidak saja tertanam oleh langkah-langkah yang kurang bijaksana, melainkan juga gejala pertumbuhan penduduk yang amat pesat sehingga dibeberapa tempat telah melalui daya dukung lingkungan. Untuk menghindari proses perusakan lebih lanjut dan untuk rehabilitas sumber alam yang rusak keseimbangan antara daya dukung lingkungan dan jumlah penduduk harus dikembalikan. Pemecahan masalah ini dapat dilakukan melalui peningkatan kegiatan transmigrasi berbagai usaha pengembangan di bidang kesehatan sekaligus tersimpul pula tujuan pembinaan hubungan antara manusia dan alam lingkungan yang sehat serta lebih serasi dan efektif. Dalam rangka ini pembinaan pemukiman yaitu pemutusan-pemutusan kegiatan dan tempat tinggal manusia akan mendapatkan perhatian dalam pengelolaan lingkungan hidup akhirnya pembangunan akan diarahkan sedemikian rupa tetap menjaga agar keadaan pemukiman manusia tidak semakin buruk bahkan mutunya terus-menerus bertambah baik. Masalah yang dihadapi kini adalah bahwa baik lingkungan pemukiman cenderung untuk memburuk karena bertambah penduduk yang lebih cepat di bandingkan dengan kecepatan penambahan fasilitas pelayanan untuk mengimbangkannya. Masalah pemukiman ini dihadapi dalam situasi dan skala yang berlainan di daerah pedesaan sehingga pada dasarnya pembinaan pemukiman dan lingkungan hidup dapat dibedakan dalam tiga musuh pokok, yaitu : 1. Masalah penduduk dan pemukiman perkotaan. 2. Masalah perumahan pemukiman di daerah perkotaan 3. Masalah pembinaan di daerah pedesaan (tiga serangkai IPS, Geografi kelas 2, hal:103) E. Sektor Pariwisata Sebagai Satu Pendapatan Penduduk Maupun Pemerintah Dilihat dari adanya sektor pariwisata pada suatu daerah dapat memberikan keuntungan dan kemudahan bagi penduduk setempat, dapat menciptakan suatu kreativitas, dan kegiatan yang dapat menambah pendapatan dengan jalan menjual belikan hasil karya sendiri, ini semuanya dapat dikategorikan atau digolongkan sebagai jalan untuk mengurangi pengangguran. Disamping pendapatan penduduk semakin meningkat dan dapat membeli segala kebutuhan bagi kehidupan mereka dengan meningkatnya pendapatan penduduk bagi pemerintah. Maksudnya pemerintah mendapatkan bagian tertentu tentang hal ini berupa pajak tentang hal ini. Berupa pajak tertentu yang dikenakan kepada masyarakat disamping itu mendapat dana tertentu sebagai sumber untuk melestarikan daerah-daerah lain sekitarnya masih di bawah standar. Dengan demikian, ini merupakan penambahan devisa negara semakin meningkat dengan adanya objek pariwisata. (Drs. Suryuti, 1994) BAB III PEMBAHASAN MASALAH A. Usaha Museum Purbakala dalam Meningkatkan Objek Wisata di Trowulan Mojokerto Di daerah Trowulan Mojokerto terdapat berbagai macam objek wisata, yakni peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan Majapahit. Peninggalan-peninggalan tersebut menjadi pusat perhatian masyarakat sekitar ataupun masyarakat pada umumnya. Tetapi, peninggalan-peninggalan tersebut berada di bawah naungan Lembaga Museum Purbakala Trowulan Mojokerto, sehingga peninggalan-peninggalan tersebut masih terawat, terpelihara dan alami baik coraknya ataupun bentuknya. Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pengelola museum, diantaranya: 1. Melestarikan budaya Indonesia yakni peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan Majapahit dengan cara : merawat, memelihara dan memanfaatkan. 2. Menarik minat pengunjung, dengan banyaknya pengunjung yang datang, dana/keuangan museum bertambah, sehingga uang yang dihasilkan dapat untuk membangun sarana prasarana yang kurang memadai menjadi memadai, yakni dengan cara memberi selebaran-selebaran, foto-foto penunjang dan lain-lain. Dengan berbagai upaya-upaya tersebut pengelola museum purbakala belum 100% berhasil. Oleh karena itu, dari pengelola setempat masih berusaha lagi, dengan upaya-upaya lain yang baik-baik, bagus dan canggih. B. Minat Pengunjung Terhadap Museum Purbakala di Trowulan Mojokerto Sebagaimana yang telah diketahui bahwa penunjang museum Purbakala di Trowulan Mojokerto ini sangat beragam, baik ditinjau dari segi umur, jenis kelamin, latar belakang, pendidikan maupun motivasinya untuk berkunjung di Museum Trowulan Mojokerto. Menurut pemandu wisata yang telah ditemui, jumlah pengunjung yang datang cukup banyak, perharinya sekitar 100 orang, kebanyakan pengunjung yang datang adalah kalangan pelajar. Karena di sana pelajar dapat langsung melihat, meneliti, ataupun mengadakan wawancara tentang peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit. Pengunjung yang datang mempunyai berbagai tujuan diantaranya adalah untuk refresing (rekreasi) mengadakan penelitian ataupun hanya sekedar ingin tahu saja. Museum Purbakala Trowulan Mojokerto cukup dikenal masyarakat. Museum ini terdapat banyak peninggalan-peninggalan terutama dari kerajaan Majapahit. Tapi sebagian masyarakat Jawa Timur belum semua mengenal Museum Trowulan Mojokerto. Maka dari pengelola museum masih berusaha melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan minat pengunjung terdapat museum Trowulan Mojokerto. Usaha-usaha yang telah dilakukan diantaranya adalah : 1. Meningkatkan sarana prasarana museum Trowulan Mojokerto Karena sarana prasarana yang tersedia kurang memadai, pengelola setempat untuk meningkatkan minat pengunjung, yaitu dengan membangun sarana prasarana museum seperti pembangunan masjid (dengan adanya masjid/mushola, pengunjung yang datang dapat dengan mudah melakukan ibadahnya), membangun warteg (dengan dibangunnya warteg-warteg pengunjung yang datang dapat dengan mudah untuk membeli makanan/minuman), tempat bermain, tempat hiburan anak-anak kecil sehingga disekitar museum/obyek wisata tersebut tidak sepi dan pengunjung lebih tertarik dan berkesan serta terkesan dalam mengunjungi museum. 2. Membuat selebaran, foto pengunjung dan lain-lain Untuk mengetahui para pengunjung yang ingin mengetahui sejarah dari pada museum Trowulan, telah disiapkan sarana pendukung berupa selebaran-selebaran yang menceritakan tentang sejarah museum, berbagai peninggalan yang terdapat di museum tersebut, dan disiapkan lagi foto pengunjung. 3. Menyiapkan tenaga-tenaga panduan yang beroperasi Untuk menceritakan pelayanan yang memuaskan kepada pengunjung, pengelola setempat menyiapkan tenaga-tenaga yang berpotensi, berpengalaman dan mempunyai wawasan yang luas sehingga pengunjung tidak kecewa melakukan kunjungan di museum tersebut. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, dalam paper ini penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pengelola museum Purbakala dalam meningkatkan obyek wisata di Trowulan Mojokerto adalah melestarikan budaya Indonesia, yakni peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan Majapahit, menarik minat pengunjung dan lain-lain. sedangkan usaha-usaha yang dilakukan untuk menarik pengunjung adalah meningkatkan sarana-prasarana, membuat selebaran-selebaran foto pengunjung, menyiapkan tenaga-tenaga panduan yang berpotensi. 2. Minat pengunjung terhadap museum Purbakala Trowulan cukup banyak. khususnya kebanyakan dari kalangan pelajar. B. Saran-saran 1. Untuk lembaga Museum Trowulan Mojokerto , agar selalu berupaya meningkatkan perhatian dan pelestarian peninggalan-peninggalan purbakala sebagai kekayaan budaya bangsa agar selalu terjaga dan tidak punah sebagai sumber sejarah masa lalu. 2. Untuk masyarakat umum, khususnya para pelajar dan pengunjung agar selalu meningkatkan kecintaannya pada budaya bangsa sendiri dengan mempelajari nilai historis untuk membangun jati diri bangsa yang tangguh dan sehat. DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama, 1995. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta. Kuswanto, Drs. 1994. IPS Geografi II SLTA. Jakarta. Majalah Sarina. 1997 Majalah Kompas.1997 Tim Penyusun. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Suryana, N. 1995. IPS Geografi. Jakarta. Tiga Serangkai.1994. IPS Geografi II SLTA. Pustaka Mandiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH

 
Support : Creating Website | Fais | Tbi.Jmb
Copyright © 2011. Moh. Faishol Amir Tbi - All Rights Reserved
by Creating Website Published by Faishol AM
Proudly powered by Blogger