Headlines News :

Minggu, 29 September 2013

FILSAFAT SOCRATES & METODENYA


A. PENDAHULUAN
Hidup adalah perjuangan, gerak adalah jawaban hidup. Mungkin itu yang harus di tanamkan dalam benak seorang mahasiswa. Artinya, mampuh melihat dan menyaksikan seperti apa arah hidup dirinya ketika berintegral (bergabung/hidup bersama) dengan masyarakat paling tidak berada dikampus dan di mana pun ia berada!. Ketika kita mendengar, membaca, mengganalisis dan sebagainya, kita akan mengeletuk dalam benak untuk apa? Bagaimana? Dan dari mana filsafat itu di pelajari. Toh, belajar filasafat itu tidak mengenyangkan perut dan tidak dapat bisa membuat gemuk, yang ada juga menghabiskan waktu dan menguras pikiran kita. Ketika kita mau dan telah mempelajari filsafat, maka kita cenderung berpikir lebih hati-hati dan mendalam (arif bijak sana) dalam menjalankan hidup dan kehidupan sehari-hari. Begitupun dengan apa yang kita akan pelajari dari pemikiran seorang filosof yang bernama socrates.
Diakui atau tidak, kita mungkin telah mengetahui arti dari filsafat serta apa kajian dari filsafat. Namun kemudian tidak hentinya untuk di pelajari, sebagai pengingat fail/memori kita. Filsafat berangkat dari dau kata Philos dan Shofos yang artinya philos ialah ilmu dan shofos adalah cinta kebenaran, kearifan,kebijaksanaan dan mendalam/radikal. Dua kalimat itu berangkat dari bahasa Yunani yang berada di Eropa Timur. Kajiannya ialah tentang kebenaran universal (umum) dan tidak membagi atau membedakan dalam bentuk apapun. Serta filsafat menjadi pisau analisis dan induk ilmu pengetahuan (Mother Of Science).


B. RIWAYAT HIDUP SOCRATES
Socrates diketahui mendapatkan hukuman mati pada tahun 399.SM. Ia lahir pada tahun 470, masa hidupnya hannya 70 tahun lamanya. Mempunyai seorang bapak yang bernama Sophroniniskos, ialah seorang pemahat. Ibunya, Phainarete,ia seorang bidan. Sebelum menjadi seorang filsof ialah seorang hoplites (tentara yunani, setingkat dengan infanteri/ pasukan jalanan). Pada usia yang masi muda ia suka membaca bukunya Anaxagoras yang mana buku tersebut menerangkan tentang kosmos (alam), artinya buku yang menerangkan dan mempertanyakan isi alam ini (bahan dasar dari alam). Seketika itu pula ia berbalik arah dengan membaca tentang arti penting hidup manusia sesungguhnya. Ketika ia masih dalam angota tentara Athena ia tidak pernah mendapatkan kekurangan dalam kebutuhan hidupnya. Lain hal dengan ia tidak menjadi tentara lagi, hidupnya penuh dengan kesederhanan, seakan-akan ia tidak mampuh dalam meneruskan/menjamin kebutuhan hidupnya. Kecenderungan dalam belajar dan menjadi seorang filosof, yang kemudian ia sendiri di jauhi oleh para filosof yang ada di daerah itu (Athena).
Kalau di pandang maka penulis makala mencoba untuk analisis, bahwasannya ketika telah menemukan arti penting dari kehidupan dan penghidupan, maka cenderung orang tersebut akan melepaskan apapun yang tidak mendukung cita-citanya. Kemudian kalau kita contohkan dengan kuliah maka makna dari pendidikan akan menjadi satu tujuan, maka apapun yang menjadi penghalang ia akan lawan dan lawan. Artinya manusia adalah sama yang membedakan kita adalah ruang dan waktu itu sendiri, dan ini merupakan hukum alam (Rasionalitas bukan keyakinan).

C. AJARAN DAN METODE DASAR FILSAFAT SOCRATES
Kalau di pandang sepintas, rupanya socrates tidak berbeda besar dengan para sofis. Socrates sedikit berbeda dengan sofis yang lain yaitu dengan sebuah pemahaman bahwassanya tidak ada hukum relativisme (paham tergantung pada waktu tempat). Yang artinya kebenaran itu tidak di tentukan pada waktu atau tempat. Melainkan kebenaran itu adalah hukum yang pasti kongrit serta tidak mengenal waktu atau tempat. Pemikiran sokrates pada dasarnya menyajikan hal-hal yang praktis bukan teoritis. Ia sering mengambil sifat dan tindakan manusia (etika), yang mana etika merupakan hal yang urgen untuk di bicarakan dan di kajih untuk kehidupan.
Socrates juga di kenal dengan seorang orator atau bapak retorika yang mana ia mengatakan retorika ialah seni untuk berbicara, yang artinya hanya dengan berdialektika maka manusia itu akan lebih mengetahui apa yang ia inginkan dalam kehidupan. Ia juga seorang toko politik yang mana ia berstatemen “kekuatan dalam hukum ialah hukum tuhan dan hukum alam”.
Dari pemikiran seorang anak yang dari bapak tukang pahat dan dari seorang ibu bidan, senantiasa bermakna. Artinya setiap manusia itu adalah bermakna yang mana ia dapat menemukan sesuatu dengan melakukan praktek dalam kehidupan sehari-hari. Bukan mendengar dan melihat apa yang di katakan oleh seseorang, termasuk proses belajar mengajar yang ada di kampus dan cifitas akademik. “dosen bukan dewa dan mahasiswa bukan hewan, kerbau” yang artinya, perkatan dosen itu tidak semuanya benar dan perkataan mahasiswa itu tidak semuanya salah. proses dealektik/dealektika itu kemudian yang di kedepankan bukan doktriner yang di kedepankan, (manusia itu adalah sama hukum materi).
Dengan demikian ia mengandaikan bahwa keutamaan-keutamaan seperti keadilan, kebenaran dan lain sebagainya mempunyai sautu hakekat yang tetap. Berbalik dari sofis-sofis yang ada yang memandang manusia itu bukan ukuran untuk segala sesuatu. Perlu di ingat, bahwasannya manusia itu dapat berarti ketika manusia dapat membelenskan/seimbang dalam teori dan praktek kehidupan. Yang artinya, manusia yang satu bermanfaat untuk manusia yang lain bukan untuk di tindas dan di perbudak. Yang mana, bukan lisan atau perkataan yangmenjelaskan ia seseorang melainkan tindakan yang di lihat ia sebagai manusia yang sejati dalam kehidupan dan penghidupan.
Socrates tidak mau mengkompromikan pandangannya yang disumbangkan pada masyarakat Athena. Socrates tetap bersikukuh pada prinsip abstrak filsafatnya. Inilah” Penyesalannya” pembelaan terhadap dirinya. Demi kebenaran filsafatnya dia bersedia mati, demi kebenaran filsafatnya, dia tidak mau berdamai dengan hakim atau juri, atau mengajukan hukuman yang lebih ringan daripada hukuman mati. Dengan kata lain dia memaksa mereka menghukum mati dirinya.
Adapun filsafat yang dimaksud oleh socrates adalah sebagai berikut:
1. Satu-satunya kebijaksanaan sejati terkandung pada pengetahuan bahwa anda tidak tahu.
2. Socrates dalam Apology menyebutkan bahwa peningkatan atau “kecenderungan jiwa”, kepedulian terhadap kebijaksanaan dan kebenaran, merupakan kebijakan tertinggi.]
3. Point ketiga adalah pembelaan Socrates yang dikemukakan pada masyarakat Athena adalah’ jika anda semua mengutuk saya, berarti anda berdosa melawaan Tuhan yang menganugrahka diriku pada anda.
4. Dan yang paling penting adalah prinsip bahwa kebajikan merupakan pengetahuan. Menurut prinsip ini, bahwa untuk mengetahui kebaikan adalah dengan melakukan kebajikan.
Dalam berfilsafat, Socrates sebagian besar menggunakan metode dialog atau metode socratik, dan kadang-kadang dinamakan Metod dialektika (Elenchus). Metode ini merupakan pencaraian ilmu dengan menggunakan pertanyaan dan jawaban. Pertanyaan dikemukakan Socrates, dan biasanya pertanyaan-pertanyaan umum: Apa itu kebajikan ? Apa itu keberaniaan? Apa itu keadilan? Jawaban yang siberikan oleh pendengarnya berbentuk suatu definisi: keberaniaan adalah____. Socrates lalu melanjutkan dengan mementahkan masing-masing definisi lalu mengemukakan suatu pembalik yang dia rancang untuk menunjukkan bahwa definisi mereka itu terlalu sempit, terbatas, atau bias dan tak berdasar.
Socrates pernah bertanya pada Chepalos, seorang pedagang tua yang kaya dan terhormat: Apa itu keadilan? Chepalos menjawab dari sudut pandang sempit etika pengusaha: keadilan adalah kebenaran dan membayar hutangnya. Namun Socrates menjawab dengan sebuah contoh pembalik: kadangkala membayar hutang bisa jadi hal yang tidak adil, seperti jika Anda seorang mahasiswa yang terus menerus mempercayai dan pasarah atas perkataan seorang dosen atau oranglain maka orang tersebut senantiasa akan mengkibuli anda, namun jika seseorang anda lantas kehilangan akal, bukankah itu akan menjadi tak adil , jika Anda mengembalikan obrolan itu kepada seseorang tersebut? Chepalos sependapat: dan definisinya runtuh. Sebuah definisi baru harus diciptakan untuk menyelesaikan kasus ini.

D. KESIMPULAN
Perkataan adalah senjata, dan tindakan adalah keuntungan/ kemengan. Hakekat manusia senantiasa belajar dari alam dan kemabli ke alam untuk belajar, demi kehidupan dan penghidupan manusia itu sendiri. kebenaran akan datang ketika kesalahan itu ada (sebak dan akibat). Tidak ada manusia yang melebihi dari manusia yang lain selain yang telah di gariskan oleh Tuhan seperti nabi dan rosul. Socrates mengajak dan menerangkan bahwasan belajar dari alam dan sosial itu adalah satu bentuk kongrit yang akan menjelaskan siapa dan apa guna dari kehidupan manusia. Dalam berfilsafat, Socrates sebagian besar menggunakan metode dialog atau metode socratik, dan kadang-kadang dinamakan Metod dialektika (Elenchus). Metode ini merupakan pencaraian ilmu dengan menggunakan pertanyaan dan jawaban.
Proses berpikir itu datang ketika manusia yang satu dengan manusia yang lain selalu berada di garis yang sama, dan ketika pincang maka timbulah yang di namakan pertengkaran. Lebih di tekan pada proses berpikir menurut diri sendiri dan faktor external. Ketika kita belajar filsafat tidak cukup hanya dengan lima lembar kertas ini dan tidak cukup sehari semalam, melainkan dengan diskusi/dealektka dan berorganisasi. Insan yang baik adalah insan yang berguna dalam kehidupan untuk mahkluk ciptaan Tuhan. Maka keharusan bagi kita sebagai mahkluk yang berpikir adalah belajar, berorganisasi dan berjuang.


DAFTAR PUSTAKA

1. Bakti Nasution, Hasan. 2001. Filsafat Umum. Jakarta: Gaya Media Pratama.
2. Bertens, K. Sejarah Filsafat Yunani dari Thales ke Aristoteles. Jakarta:Kanisius.
3. Syadali Ahmad. Dkk. 1997. Filsafat Umum. Bandung: CV. Pustaka Setia.
4. Widodo. Dkk. 2002. Kamus Ilmiah Populer. 2002. Yogyakarta: Absoulut.
5. Z, T.Lavine. Petualangan Filsafat dari Socrates Ke Sartre. 2002. Yogyakarta: Jendela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH

 
Support : Creating Website | Fais | Tbi.Jmb
Copyright © 2011. Moh. Faishol Amir Tbi - All Rights Reserved
by Creating Website Published by Faishol AM
Proudly powered by Blogger