Headlines News :

Minggu, 22 Maret 2009

diagnosa belajar siswa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Disadari atau tidak bahwa proses pendidikan merupakan sebuah sistem yang kompleks, bukan hanya sebatas pada bagaimana mentransformasikan informasi dari seorang guru kepada siswanya, akan tetapi lebih dari itu pendidikan juga bermakna sebagai wahana untuk membentuk manusia seutuhnya dalam pengertian yang luas. Seorang anak didik bagaimanapun juga tidak hanya mempunyai satu dimensi saja, akan tetapi keberadaannya adalah merupakan sesuatu manifestasi dari berkumpulnya berjuta-juta hal yang sangat bervariatif sekali.
Dalam proses pendidikan sekolah, siswa sebagai subyek didik merupakan pribadi-pribadi yang uni dengan segala karakteristiknya. Siswa sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya.
Masa belajar di sekolah merupakan masa transisi, masa tercapainya kematangan dan masa persiapan untuk mencapai kehidupan dewasa yang berarti. Seringkali pada diri siswa timbul permasalahan-permasalahan yang dapat mempengaruhi seluruh pola perilakunya, sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses belajar.
Dalam proses belajar mengajar setiap guru pasti menjumpai adanya perbedaan pada masing-masing siswa dalam menangkap materi pelajaran. Hal tersebut tampak pada diadakan evaluasi.
Dalam psikologi perkembangan disebutkan bahwa prinsip individu differences yaitu suatu prinsip tentang perbedaan-perbedaan individu. Dengan perbedaan itu seorang guru harus mampu mencari faktor-faktor yang dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar, yaitu harus mengenal karakteristik, bakat, minat, perbedaan fisik maupun mentalnya.
Disamping itu guru juga perlu mengetahui latar belakang siswa. Dengan demikian bantuan yang akan diberikan kepada siswa akan mengena dan setidaknya akan meringankan beban masalah dalam proses belajar mengajar yang akan dihadapinya.
Dari uraian di atas guru sebagai pendidik diharapkan memiliki pemahaman dan kepekaan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada siswa yang bermasalah tersebut. Permasalahan yang dihadapi siswa mungkin saja berhubungan dengan psikologi, sosial, maupun akademik. Sehubungan dengan hal di atas maka praktikan melakukan pengamatan akan hal-hal tersebut dengan mengambil satu model siswa yang dijadikan obyek penelitian sebagai upaya untuk mengetahui lebih jauh mengenai keberadaan siswa tersebut dan judul yang diangkat oleh praktikan adalah “DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA TERHADAP BIDANG STUDI MATEMATIKA KELAS X3 SMA NEGERI BARENG JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007”.
B. Batasan Masalah
Agar masalah yang dibahas tidak melebar dan keluar dari pokok pembahasan, maka praktikan membatasi masalah sebagai berikut :
1. Diagnosis
Pemeriksaan terhadap sesuatu hal
2. Kesulitan
Keadaan yang sulit, sesuatu yang sulit
3. Belajar
Proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
4. Matematika
Ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif; ilmu tentang pola keteraturan; ilmu tentang struktur yang terorganisasikan mulai dari unsur yang didefinisikan ke aksioma atau prostulat dan akhirnya ke dalil.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas praktikan memilih rumusan masalah sebagai berikut :
1. Siapakah diantara siswa kelas X3 yang mengalami kesulitan belajar khususnya bidang studi matematika ?
2. Apakah cara yang digunakan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar khususnya bidang studi matematika ?
3. Bagaimanakah cara memberikan bantuan pada mereka yang mengalami kesulitan belajar khususnya bidang studi matematika ?

D. Tujuan Studi Kasus
Berdasarkan rumuan masalah maka tujuan dari studi kasus adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar khususnya bidang studi matematika.
2. Mengidentifikasi permasalahan siswa.
3. Membantu memecahkan masalah siswa yang mengalami kesulitan belajar khususnya bidang studi matematika.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Diagnosis
Diagnosis adalah pemeriksaan terhadap sesuatu hal (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: 261)

B. Pengertian Kesulitan
Kesulitan adalah keadaan yang sulit, sesuatu yang sulit (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: 1100)

C. Definisi Belajar
Mansyur (1992: 12) menyebutkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Syah (1997: 132) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah :
a. Faktor Internal
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

E. Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif; ilmu tentang pola keteraturan; ilmu tentang struktur yang terorganisasikan mulai dari unsur yang didefinisikan ke aksioma atau prostulat dan akhirnya ke dalil (Ruseffendi, 1980: 148).

BAB III
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
TERHADAP BIDANG STUDI MATEMATIKA

A. Pengertian Diagnosis Kesulitan belajar terhadap Bidang Studi Matematika
Yaitu segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya serta cara mengatasinya berdasarkan data dan informasi yang obyektif dan lengkap tentang ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif; ilmu tentang pola keteraturan; ilmu tentang struktur yang terorganisasikan mulai dari unsur yang didefinisikan ke aksioma atau prostulat dan akhirnya ke dalil.

B. Tujuan Diagnosis Kesulitan belajar terhadap Bidang Studi Matematika
Tujuan diadakannya diagnosis kesulitan belajar matematika adalah sebagai berikut :
1. Untuk menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika;
2. Untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika dapat dilihat dari hasil ulangan harian dan hasil evaluasi belajarnya.

C. Metode Pengambilan Data
Dalam penyusunan laporan ini praktikan mengumpulkan data dengan menggunakan metode sebagai berikut :
1. Observasi
Dalam metode ini praktikan mengamati sikap dan perilaku siswa yang bermasalah di dalam maupun di luar kelas selama praktek program pengalaman lapangan.

2. Angket
Dalam metode ini praktikan memberikan angket kepada siswa untuk diisi sesuai dengan kenyataan.
3. Wawancara
Dalam metode ini praktikan mengadakan wawancara dengan siswa untuk mengetahui hal-hal yang belum tercantum dalam angket. Selain itu praktikan juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika serta teman-temannya tentang sikap dan perilaku siswa bermasalah tersebut. Wawancara tersebut dijadikan sebagai data tambahan.

D. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah bertujuan untuk menentukan siswa yang bermasalah dalam arti memiliki kesulitan belajar dan membutuhkan bantuan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Mengamati nilai hasil evaluasi belajar siswa yang diduga bermasalah.
2. Menetapkan siswa yang diduga memiliki masalah belajar berdasarkan pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar.

E. Analisis Masalah
1. Analisis Dokumentasi
Analisis yang dilakukan dengan melihat nilai yang telah dicapai siswa selama proses belajar mengajar.
2. Analisis Angket
Dari angket yang telah diberikan kepada siswa dapat diperoleh sebagai berikut :
a. Identitas Siswa
Nama Lengkap : Mochamad Rosyidi Hakam
Tempat, tanggal lahir : Jombang, 10 Mei 1992
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Dr. Soetomo, Bareng Jombang
b. Identitas Orang tua
Identitas Ayah
Nama Ayah : Mochamad Rochmat (almarhum)
Pekerjaan : –
Pendidikan : –
Alamat : Jl. Dr. Soetomo, Bareng Jombang
Identitas Ibu
Nama Ibu : Nur Kumala Dewi
Pekerjaan : Pegawai Negeri
Pendidikan : Sarjana Hukum
Alamat : Jl. Dr. Soetomo, Bareng Jombang
c. Bakat dan Minat
Hobby : Basket, Sepakbola
Minat : –
d. Kebiasaan Belajar
Ruang Belajar : Tidak ada
Keadaan Ruang Belajar : Baik
Waktu Belajar : Sewaktu-waktu
Penelitian yang disuka : PPKn, Sosiologi
Alasan : Karena mudah dimengerti
Pelajaran yang tidak disuka : Fisika, Matematika
Alasan : Sukar dimengerti / sulit
e. Komposisi Keluarga
Jumlah Saudara : 2 (dua)
Anak ke : 2 (dua)
f. Sekolah di sini atas kemauan : Sendiri
g. Orang yang mempengaruhi semangat belajar : Orang tua dan guru
h. Orang yang membantu belajar : Tidak ada (belajar sendiri)
i. Lama belajar dalam satu hari : 1 jam

F. Diagnosis Kesulitan Belajar terhadap Bidang Studi Matematika
1. Keadaan Siswa
Sesuai dengan angket di atas, maka dapat ditarik diagnosis permasalahan yang dihadapi siswa dengan gambaran keadaan siswa sebagai berikut :
a. Secara umum
1) Siswa jarang bertemu dengan orang tua karena kesibukan orang tuanya;
2) Iklim kondisi belajar dipengaruhi secara dominan oleh lingkungan, baik dari teman-teman maupun sistem atau metode belajar;
3) Mempunyai kegiatan di luar sekolah yang padat, baik kegiatan ekstra kurikuler atau kegiatan yang lain;
4) Lama tidur dalam satu hari rata-rata selama 5 jam, ini berarti lebih sedikit dari rata-rata tidur pada umumnya yaitu 8 jam;
5) Rata-rata lama belajar dalam satu hari hanya 1 (satu) jam.
b. Secara khusus
1) Kurang suka dengan matematika dan fisika;
2) Kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab masalah
Dari masalah-masalah yang dapat diambil praktikan sebagaimana tersebut di atas maka untuk selanjutnya praktikan menemukan akar-akar permasalahan sebagai berikut :
a. Masalah kesulitan belajar
1) Masalah sulit memahami materi matematika;
2) Tidak bisa konsentrasi sepenuhnya pada pelajaran;
3) Padatnya pelajaran-pelajaran lain di luar sekolah;
b. Masalah gangguan psikologi
1) Tidak mempunyai minat belajar;
2) Belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru;
3) Jarang bertemu dengan orang tua, sehingga harus memikirkan dan memenuhi segala sesuatu secara mandiri;
4) Hobi nyantai sehingga berpengaruh pada minat belajar.
c. Masalah pengaturan waktu
Manajemen waktu yang kurang dikuasai siswa sehingga kurang biasa mengatur waktu, kapan dia harus belajar, kapan dia harus mengikuti kegiatan-kegiatan yang lain, kapan dia harus bersantai atau seberapa lama dia mengalokasikan waktu untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Karena kalau hal ini tidak diperhatikan benar-benar maka selamanya akan terus ada kegiatan-kegiatan penting yang terbengkalai. Mungkin akan lebih baik jika membuat jadwal kegiatan harian karena mengingat banyaknya kegiatan yang harus dilakukan sehingga segala sesuatunya bisa berjalan dengan tertib dan terkontrol.

G. Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa pada dasarnya bukan disebabkan dari diri siswa saja akan tetapi dari berbagai pihak, maka perlu dilakukan penanganan secara menyeluruh, sehingga menurut praktikan alternatif pemecahan masalahnya adalah disesuaikan dengan pihak yang berhubungan dengan pemecahan masalah siswa tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. Siswa
a. Siswa hendaknya tidak hanya giat belajar akan tetapi harus bisa mengatur jadwal kegiatannya dalam sehari-hari termasuk jadwal belajar;
b. Siswa hendaknya mencari teman yang bisa diajak maju;
c. Siswa harus yakin dan optimis akan kemampuan yang dimiliki;
d. Siswa hendaknya menemukan dan menciptakan tempat yang tenang untuk belajar;
e. Sering melakukan konsultasi mengenai masalah-masalah belajar dengan guru;
f. Siswa hendaknya secepat mungkin mencari solusi yang paling efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkenaan dengan kebutuhan-kebutuhan pribadi secara mandiri agar hal-hal yang lebih penting yaitu belajar dan rutinitas kegiatan sehari-hari tidak terbengkalai.
2. Guru
a. Guru hendaknya memperhatikan siswa secara lebih jeli, termasuk hal-hal yang melingkupinya;
b. Guru hendaknya lebih sering memberikan motivasi kepada siswa;
c. Guru hendaknya melakukan pendekatan secara interpersonal tentang kehidupan pribadi siswa, untuk mengetahui kemungkinan ada masalah yang perlu bantuan penyelesaian.
3. Orang tua
a. Meskipun jarang bertemu dengan anak, orang tua harus terus memberikan dorongan kepada anaknya untuk selalu belajar;
b. Memberikan sarana yang dibutuhkan anak untuk menunjang kelancaran studinya;
c. Memberikan bantuan penyelesaian jika anaknya mempunyai masalah, karena orang tua lebih tahu akan kepribadian anak tersebut;
d. Menghargai dan memperhatikan setiap inisiatif anak demi kelangsungan masa depannya.
4. Praktikan
Pada saat praktikan melaksanakan program kegiatan lapangan yang harus dilakukan oleh praktikan jika menjumpai siswa bermasalah seperti ini adalah sebagai berikut :
a. Praktikan memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa bermasalah tersebut dengan cara memperhatikan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung;
b. Praktikan berusaha menarik perhatian siswa tersebut dengan cara melibatkannya dalam kegiatan belajar mengajar seperti memintanya untuk mengerjakan soal di papan tulis dengan mendampinginya;
c. Praktikan berusaha menanamkan pemahaman bahwa belajar matematika tidak sulit asalkan ada semangat, kemauan untuk belajar dan sering latihan soal.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara garis besar tentunya siswa mengalami masalah, dan permasalahan tersebut tidak hanya datang dari diri siswa saja namun dari berbagai macam sumber, antara lain dari siswa itu sendiri, guru dan orang tua.
Berdasarkan identifikasi masalah terhadap siswa tersebut, ternyata masalah yang dihadapinya dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu :
1. Masalah kesulitan belajar
2. Masalah psikologi siswa
3. Masalah pengaturan waktu
Oleh karena itu permasalahan haruslah melibatkan beberapa pihak yaitu diri siswa itu sendiri, teman sekolah, guru dan orang tua.

B. Saran
Dari uraian di atas maka praktikan mengajukan beberapa saran untuk masing-masing pihak, yaitu :
1. Siswa
a. Siswa hendaknya cepat menyadari bahwa masa depannya adalah masih panjang. Jika saat ini tersandung dengan masalah belajar maka yang harus dilakukan adalah segera mungkin untuk mencari solusinya dengan minta bantuan orang yang dianggap mampu membantu tentang masalah tersebut agar tidak menjadi suatu beban berat di pikiran siswa;
b. Hendaknya siswa membuat jadwal kegiatan harian maupun mingguan yang di dalamnya mencakup waktu, jenis kegiatan termasuk kegiatan belajar, dan tempat pelaksanaan kegiatan. Hendaknya taatilah jadwal yang telah tersusun tersebut agar bisa bersikap disiplin.
2. Guru
Sebagai guru hendaknya jangan hanya bisa mengajar materi saja melainkan harus bisa mendidik dan sebagai konselor bagi siswanya baik yang bermasalah maupun yang tidak
3. Orang tua
Sebagai orang tua hendaknya dapat menciptakan komunikasi yang terbuka dengan anaknya termasuk kesulitan belajar dan bersedia menerima segala keluh-kesah anaknya yang timbul selain masalah kesulitan belajar.
4. Praktikan
Sebagai calon guru sebaiknya praktikan mempersiapkan diri sebagai seorang pengajar dan seorang pendidik yang mampu membaca masalah yang timbul pada siswa dan mampu mengatasi masalah tersebut yang dihadapi siswa.

DAFTAR PUSTAKA




Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.
Mansyur, H. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Direktorat Jenderal Pembi-naan Agama Islam dan Universitas Terbuka.
Ruseffendi, ET. 1980. Pengajaran matematika Modern untuk Orang Tua, Murid, Guru dan SPG. Bandung : Tarsito.
Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH

 
Support : Creating Website | Fais | Tbi.Jmb
Copyright © 2011. Moh. Faishol Amir Tbi - All Rights Reserved
by Creating Website Published by Faishol AM
Proudly powered by Blogger