Headlines News :

Rabu, 18 Maret 2009

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
DALAM KEHIDUPAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN

A. Pendahuluan
Pemahaman mengenai Pancasila sebagai ideologi dalam pemahaman kehidupan pertahanan dan keamanan perlu kita kaitkan dengan pemikiran jajaran Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Sejak awal kehadirannya dengan berbagai nama di tahun 1945, sudah barang tentu pemikiran mengenai sebagai ideologi dalam pertahanan dan keamanan tidak hanya tumbuh dalam kalangan ABRI saja, tetapi juga tumbuh di kalangan di luar ABRI seperti kalangan polisi dan intelektual.

B. Pengertian ABRI
ABRI yang mempunyai berbagai nama, diantaranya :
1. Barisan Keamanan Rakyat
2. Tentara Keamanan Rakyat
3. Tentara Republik Indonesia
4. Tentara Nasional Indonesia Yang Akhirnya Menjadi
5. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Kesemua itu mempunyai pengertian "inti pertahanan negara dan merupakan pelatih keprajuritan bagi rakyat "maka pengambilan sumber pemikiran dari ABRI ini dapat dipertanggung jawabkan.

C. Posisi Militer dalam Kehidupan Negara
Secara umum, inti dari kehidupan pertahanan dan keamanan adalah militer Alfred Vagts dalam bukunya yang bersifat klasik " A Histori of Militarism" (1937-1959) menyebutkan bahwa pada dasarnya militer itu bersifat non politik dan tidak menyukai proses perundingan dan tawar menawar yang menjadi ciri politik, khususnya dalam suatu sistem politik demokratik.
Sejak tahun-tahun pertama Orde Baru, pelaksanaan Pancasila diarahkan kepada Pembangunan Nasional. Untuk mencapai sasaran yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut menegakkan ketertiban dunia yang berdasarkan atas kemerdekaan, perdamaian dunia dan keadilan sosial.
Pembangunan nasional itu sendiri dibagi menjadi 4 bidang yang saling berkaitan, yakni :
1. Pembangunan Ekonomi
2. Pembangunan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
3. Pembangunan Sosial Budaya
Pembangunan politik, aparatur pemerintah hukum, penerangan dan media massa hubungan luar negeri
4. pembangunan pertahanan keamanan
Tatanan tersebut di atas secara umum telah memberikan posisi yang jelas kepada kehidupan pertahanan keamanan dan militer. Peranan militer adalah penunjang pembangunan nasional atau dalam istilah khas militer "mengamankan dari segenap ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan" GBHN menyifatkan tujuan pembangunan bidang pertahanan dan keamanan ini dengan kata-kata :
"Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan ditujukan untuk membangun kemampuan bangsa dalam rangka menghadapi segala macam-macam dan gangguan baik dari luar maupun dari dalam negeri. Di samping itu pembangunan di bidang pertahanan keamanan juga ditujukan untuk pembangunan kemampuan bangsa dalam rangka mendukung pelaksanaan, mengamankan hasil-hasil serta menjamin kelanjutan pembangunan nasional."

D. Tiga tahap pemikiran ABRI mengenai Pancasila
1. Umum
Pemahaman kita tentang Pancasila akan lebih lengkap jika dapat seluruh risalah pidato para anggota BPUPKI yang masih belum diterbitkan. sekiranya hal itu tidak mungkin maka pemahaman terhadap pendidikan mereka itu bisa kita peroleh dari hasil analisa tulisan mereka yang ada baik sebelum maupun setelah tahun 1945.
Pemikiran ABRI mengenai Pancasila dapat dilihat dari pernyataan-pernnyataan unsur pimpinannya dan secara pribadi dan dari doktrin-doktrin.
Penyatuan-penyatuan ABRI secara pribadi bisa diterbitkan pada publik maupun dalam naskah Dinas yang sifatnya terbiasa. Sedangkan doktrin-doktrin ABRI sebagian dipublikasikan walaupun sangat terbatas.
2. Tahap Pemikiran Pada Tataran Praktis
Pada tataran prkatis perhatian dipusatkan pada perwujudan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila itu dalam kenyataan hidup sehari-hari dan bukan pada perumusan yang abstrak.
3. Tahap Pemikiran Tataran Nilai Dasar
Pada tahun 1951 ABRI merumuskan kode etiknya secara otonom yaitu SAPTA MARGA, sebagai pegangan moral untuk seluruh prajurit ABRI. Marga Pertama dari Sabta Marga ini secara tegas mencantumkan pernyataan bahwa "kami warga negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila" tiga Marga pertama dari Sabta Marga menekankan citra diri ABRI sebagai warga negara, sebagai kesatria dan sebagai patriot bangsa Indonesia baru empat marga sesudahnya menekankan kedudukannya sebagai prajurit.
4. Tahap Pemikiran Tataran Nilai Instrumental
Nilai instrumental Pancasila dapat dipahami sebagai rangkaian perangkat lunak Pancasila yang berfungsi sebagai acuan operasional, untuk melaksanakan Pancasila itu dalam suatu bidang. Dalam hal ini dalam bidang pertahanan dan keamanan.
ABRI menjabarkan nilai-nilai dasar Pancasila itu kedalam doktrin-doktrinnya, dengan titik berat pada sila Persatuan Indonesia dengan tetap menjaga kaitannya dengan seluruh sila-sila lain.

E. Kesimpulan dan Penutup
Dalam penjabaran Pancasila sebagai ideologi kedalam kehidupan pertahanan dan keamanan terlihat ABRI menempuh jalan induktif.
Tantangan penjabaran Pancasila yang dihadapi ABRI adalah mencari keseimbangan yang serasi antara tugas pengamanan di satu pihak dengan tugas memberi peluang dan dorongan untuk berkembangnya kreatifitas dan prakarsa masyarakat untuk pembangunan di pihak lain.

Daftar Pustaka
- Drs. Kaelan, M.S. 2002. Pendidikan Pancasila Paradigma, Yogyakarta.
- Oetojo Oesman, Alfian. Pancasila sebagai ideologi dalam Berbagai Kehidupan Bermasyarakat. Berbangsa dan Bernegara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH

 
Support : Creating Website | Fais | Tbi.Jmb
Copyright © 2011. Moh. Faishol Amir Tbi - All Rights Reserved
by Creating Website Published by Faishol AM
Proudly powered by Blogger