Headlines News :

Minggu, 29 September 2013

Studi Kasus

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu persyaratan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas. Dengan pendidikan diharapkan manusia dapat lebih berbudaya, lebih berpengetahuan dan lebih bisa mengatasi segala problematika kehidupan manusia.
Mengingat begitu pentingnya pendidikan khusus bagi bangsa Indonesia, maka dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga pendidikan menjadi prioritas yang utama dalam pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur. Untuk itu komponen-komponen yang berpengaruh dalam kemajuan pendidikan harus saling memperbaiki segala kekurangan demi tercapainya tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu sendiri.
Siswa sebagai peserta didik merupakan objek pendidikan yang telah mendapatkan prioritas utama dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh sebab itu, perbaikan mutu pendidikan haruslah disesuaikan dengan perkembangan diri peserta didik tersebut, baik jasmani maupun rohaninya. Namun seperti yang kita ketahui bahwa untuk menghasilkan peserta didik yang lebih bermutu dan berkualitas tentunya banyak kendala yang harus dihadapi. Adapun kendala tersebut bisa berasal dari luar maupun dari dalam diri peserta didik.
Oleh sebab itu, guna menghasilkan peserta didik yang bermutu dan berkualitas diperlukan suatu metode dan teknik tersendiri bagi para guru. Sehingga peran guru juga berpengaruh pada anak didiknya. Karena tugas seorang guru selain mengajar juga mendidik dan melatih. Sebagai pegajar guru memberikan ilmu kepada anak didiknya yang disesuaikan dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Melatih berarti mengembangkan keterampilan yang dimiliki, bakat, minat, kemampuan yang ada pada diri peserta didik. Sedangkan sebagai pendidik guru memberikan nasihat, menanamkan moral yang baik, mendewasakan jalan pikiran dan tindakannya serta membimbingnya terutama bagi siswa yang memiliki masalah.
Salah satu cara membantu masalah bagi siswa yang bermasalah, maka penulis mencoba mengadakan diagnosa guna membantu masalah yang dihadapi peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keadaan / perilaku peserta didik yang mengalami suatu masalah ?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi kedisiplinan belajar siswa kelas X-3 SMA Negeri Bareng Jombang tahun pelajaran 2007/2008 ?
C. Tujuan Penyusunan
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari diagnosa ini adalah:
1. Mengadakan interpretasi dan diagnosa perilaku peserta didik sesuai dengan permasalahan yang ditimbulkan.
2. Menentukan dan mengatasi faktor yang mungkin berpengaruh buruk terhadap kedisiplinan belajar siswa.
D. Alasan Pemilihan Kasus
Alasan penulis memilih siswa sebagai klien, karena beberapa faktor antara lain:
1. Keadaan peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung.
2. Keadaan peserta didik di luar proses belajar mengajar.
3. Keaktifan peserta didik saat mengikuti pelajaran atau proses belajar berlangsung.
4. Kurangnya semangat dalam menerima pelajaran.
5. Kurangnya motivasi dari orang tua.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode:
1. Angket
Dalam metode angket, penulis memberikan angket pada klien yang berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab jujur dan benar. Pertanyaan tersebut berisi tentang diri pribadi klien, latar belakang klien dan tentang kegiatan sehari-hari klie.
2. Observasi
Penulis mengadakan pengamatan pada setiap kegiatan klien pada saat di sekolah. Metode ini digunakan untuk membuktikan dan memperkuat data yang diperoleh melalui angket dan interview.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kesulitan Belajar
Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar, kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang sulit untuk mengadakan konsentrasi.
Demikian antara lain kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Dalam keadaan anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan “kesulitan belajar”.
Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelalaian mental), akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi. Dengan demikian IQ yang tinggi belum menjamin keberhasilan belajar. Oleh karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar.
B. Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam belajar di sekolah. Penulis membagi faktor-faktor tersebut menjadi dua kelompok besar, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh dalam diri kehidupan siswa.
1. Faktor luar (ekstern)
Faktor ekstern adalah faktor yang datangnya dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi diri peserta didik tersebut. Faktor ini dapat dirincikan sebagai berikut:
a. Guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar di sekolah. Pribadi guru dalam kelas mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam keaktifan belajar peserta didik. Jika guru sebagai pendidik dapat menempatkan diri sesuai fungsinya dengan baik dan sesuai, maka kemampuan diri siswa dalam belajar akan terpacu dan termoitvasi. Salah satu contohnya adalah guru harus bisa mengajar dengan berbagai macam metode, sehingga pengajaran tidak monoton dan menjenuhkan. Kalau guru bisa menggunakan banyak metode pengajaran maka siswa akan puas mengikuti setiap proses belajar mengajar, sehingga lebih termotivasi untuk belajar.
b. Peranan orang tua (keluarga) merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Sebagai contohnya, orang tua yang tidak/ kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya, akan memicu menyebabkan kesulitan belajarnya. Orang tua yang bersifat kejam, otoriter dapat mempengaruhi perkembangan mental anak didik. Untuk itu dibutuhkan hubungan harmonis antara orang tua dan anak, karena hal ini penting sekali dalam menentukan kemajuan belajar anak. Memang kegiatan belajar ditetapkan di sekolah, namun waktu di keluarga jauh lebih banyak. Oleh sebab itu keluarga sangat berperan dalam kegiatan belajar peserta didik.
c. Lingkungan yang mempegaruhi faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan/disiplin belajar peserta didik. Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan pergaulan dimana peserta didik berada. Salah satu contohnya adalah teman bermain. Jika peserta didik berada pada lingkungan yang buruk maka secara umum akan terbawa juga perilaku yang buruk pula.
2. Faktor dalam (intern)
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik. Faktor ini biasanya sudah dibawa sejak lahir oleh diri peserta didik.

Yang termasuk faktor dalam adalah:
a. Bakat dari diri peserta didik
b. Minat peserta didik
c. Watak peserta didik
d. Sifat dari peserta didik

BAB III
DIAGNOSA KESULITAN BELAJAR

A. Identitas Kasus
Berdasarkan angket di kelas X-3 SMA Negeri Bareng yang penulis lakukan diperoleh data sebagai berikut:
1. Identitas Siswa
1) N a m a : EKO SISWANTO
2) Tempat / Tanggal Lahir : Jombang, 26 Juli
3) Agama : Islam
4) Hobby : Main Basket
5) Cita-cita : Pengacara
6) Alamat : Dsn. Balekambang, Ds. Jenis Gelaran
7) Jumlah saudara kandung : 1 (satu)
8) Anak ke : 1 (satu)
9) Jumlah sdr yang masih sekolah : 1 (satu)
2. Identitas Orang Tua
a. Ayah
1) N a m a : SELO
2) Alamat : Dsn. Balekambang, Ds. Jenis Gelaran
3) Pekerjaan : Buruh Tani
4) Pendidikan terakhir : SD

b. Ibu
1) N a m a : WATI
2) Alamat : Dsn. Balekambang, Ds. Jenis Gelaran
3) Pekerjaan : Buruh Tani
4) Pendidikan terakhir : SD
3. Peralatan dan Sarana Belajar
1) Kamar belajar khusus : –
2) Penerangan khusus : –
3) Pembimbing belajar : –
4) Waktu belajar setiap hari : Jam 19.00
5) Kebiasaan belajar : Belajar sambil mendengarkan murik dan sambil ngepul
6) Transportasi ke sekolah : Naik sepeda motor
7) Kesulitan dalam belajar : Menghafalkan rumus-rumus
4. Kegiatan Siswa
1) Sepulang sekolah : Makan, tidur, bantu orang tua
2) Di rumah : Bantu orang tua, belajar kelompok
3) Di sekolah : Belajar, menjaga koperasi
4) Di luar sekolah : Ngeband, main basket, dll.
5. Riwayat Pendidikan Siswa
1) Lamanya pendidikan :
• TK : 3 tahun
• SD : 7 tahun
• SMP : 3 tahun
2) Pernah tidak naik kelas : Pernah
3) Ranking prestasi dalam kelas
• SD : Masuk 5 besar
• SMP : Masuk 10 besar
4) Prestasi yang pernah dicapai : Juara karate
Juara lari tingkat kabupatan
6. Materi Pelajaran
1) Pelajaran yang disukai : B. Indonesia
2) Kesulitan dalam belajar B. Indonesia : Ada aja
3) Teknik mengajar yang disukai dari guru : Setiap mengajar/ menerang-kan diberi humor-humor supaya anak-anak tidak bosan.
4) Teknik mengajar yang tidak disukai dari guru : Sungguh terlalu serius

B. Masalah yang Dihadapi Siswa
1. Masalah kesehatan
2. Kebiasaan belajar dan masalah belajar
3. Masalah pergaulan
4. Masalah keluarga
5. Masalah percintaan

Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan untuk membantu klien adalah:
1. Penyadaran pribadi
Permasalahan yang dihadapi klien tidak akan tuntas tanpa adanya perubahan dan niat untuk merubah diri pribadi yang bersangkutan.
2. Pentingnya peranan orang tua
Klien menganggap dirinya tidak diperhatikan oleh orang tuanya akhirnya muncul sikap yang menonjolkan diri dalam pergaulan, terutama di sekolah, sebagai pelampiasan sikap yang diterimanya di keluarga. Oleh karena itu sangat membantu penyelesaian yang dihadapi klien.
3. Pendidikan
Lingkungan yang kondusif, sehat dan nyaman sangat berpengaruh untuk menyelesaikan masalah klien. Pendidikan formal dan non formal sangat efektif membantu klien.
4. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat mencerminkan adanya sikap masyarakat yang bertanggung jawab, bebas pendapat, menghargai perbedaan dan pendapat orang lain akan lebih membantu penyadaran diri klian.

C. Diagnosa
Berdasarkan data angket dan pengamatan yang dilakukan penulis, klien berasal dari keluarga yang kurangnya perhatian dari orang tua sehingga klien melakukan hal-hal yang seenaknya atau semaunya. Orang tua klien sibuk bekerja, sehingga perhatian kepada klien berkurang. Dengan itu klien belajar di rumah kurang dan kadang-kadang di sekolah malas untuk menerima pelajaran. Kebiasaannya ramai sendiri dan kadang-kadang tidur di dalam kelas, serta tingkah laku klien kepada gurunya dan kepada teman-temannya yang suka mengusili.
D. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkah laku siswa terhadap guru maupun teman-temannya, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, serta hubungan sosial lainnya.

BAB IV
PRAGNOSA DAN TERAPI

A. Pragnosa
Pragnosa merupakan langkah yang ditempuh untuk memprediksi mengenai berbagai kemungkinan bila klien tidak dapat mengatasi masalahnya.
Hasil diagnosa yang telah dilakukan bila siswa kasus tidak segera mendapat bantuan, maka kemungkinan yang terjadi adalah:
1. Prestasi yang akan dicapai semakin menurun, terutama pelajaran yang nilainya di bawah rata-rata kelas.
2. Prestasi juga mengecewakan akan mengakibatkan frustrasi yang berkepanjangan.
3. Siswa tidak naik kelas atau masalah yang dihadapi semakin berat.
Berdasarkan perkembangan-perkembangan dan alasan di atas rencana bantuan informasi yang akan diberikan untuk mengatasi siswa kasus adalah:
1. Mengadakan pertemuan dengan klien untuk memberi cara belajar efektif.
2. Memberikan penekanan kepada siswa mengenai pentingnya konsentrasi belajar dan pemahaman konsep dalam belajar matematika untuk meraih prestasi maksimal.
3. Memotivasi siswa kasus dalam meraih prestasi.
4. Menanamkan rasa percaya diri bahwa klien bisa meningkatkan prestasi dengan lebih baik.
5. Menanamkan peranan agama dalam kehidupan.
Dengan pemberian bantuan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya dan dimaksudkan untuk membantu siswa kasus agar dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi sehingga hasil belajar yang dicapai meningkat.
B. Terapi dan Penyelesaian Masalah
Dalam penyelesaian masalah yang dihadapi oleh klien ini, perlu adanya kerjasama yang baik antara pihak terkait, yaitu orang tua sebagai peletak dasar perilaku peserta didik dan sekolah sebagai penegak atau tonggak menuntut ilmu serta lingkungan masyarakat yang memberikan banyak faktor pendukung bagi pendisiplinan peserta didik.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membantu klien dalam mengatasi masalahnya adalah:
1. Internal Oriented, yaitu dorongan diri peserta didik dengan cara mengarahkan bakat dan kemampuan baik jasmani dan rohani menuju prestasi belajar yang lebih tinggi yang didasarkan faktor-faktor potensi diri, yaitu:
a. Dorongan untuk belajar yang lebih baik
b. Dorongan mengurangi kegiatan yang tidak perlu
c. Disiplin sosial dan motivasi
d. Cakap, terampil dan produktif.
2. External Oriented, yaitu dorongan yang berasal dari luar diri klien, diantaranya:
a. Orang tua harus banyak memberikan perhatian pada diri klien, sehingga kegiatan yang dilakukan klien dapat terarah sesuai dengan harapan.
b. Lembaga sekolah agar lebih meningkatkan motivasi pada peserta didik untuk menggunakan BP sebagai satu bagian dari sekolah.
c. Masyarakat juga harus lebih berperan dalam meningkatkan disiplin peserta didik, terutama dalam pergaulan yang baik.

BAB V
P E N U T U P

A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan hal penting yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Karena dengan pendidikan yang baik maka yang tercipta generasi-generasi baru yang lebih bermutu, lebih ber-Imtaq dan lebih ber-Iptek. Hal ini ditandai dengan usaha peserta didik untuk belajar yang lebih baik.
Untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik perlu diperhatikan faktor-faktor yang menyebabkannya, dalam arti harus diatasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan penurunan prestasi belajar peserta didik tersebut. Tanpa mengatasi penyebabnya mustahil kita dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Saran
1. Dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik agar tidak mengabaikan aspek-aspek (faktor) yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadapnya.
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik maka disiplin sekolah harus ditingkatkan, terutama yang menyangkut proses belajar mengajar.
3. Guna mencapai tujuan dalam peningkatan prestasi belajar peserta didik maka harus ada kesamaan dan keserasian yang terpadu antara sekolah, keluarga dan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA




Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi V. jakarta: Rineka Cipta.
Mansyur, H. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam dan Universitas Terbuka.
Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta; Balai Pustaka.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakag 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penyusunan 3
D. Alasan Pemilihan Kasus 3
E. Metode Pengumpulan Data 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kesulitan Belajar 5
B. Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar 6
BAB III DIAGNOSA KESULITAN BELAJAR
A. Identitas Kasus 9
B. Masalah yang Dihadapi Siswa 11
C. Diagnosa 13
D. Observasi 13
BAB IV PRAGNOSA DAN TERAPI
A. Pragnosa 14
B. Terapi dan Penyelesaian Masalah 15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERIMAKASIH

 
Support : Creating Website | Fais | Tbi.Jmb
Copyright © 2011. Moh. Faishol Amir Tbi - All Rights Reserved
by Creating Website Published by Faishol AM
Proudly powered by Blogger