Headlines News :
Logo Design by FlamingText.com

SA'ATUL AN

TARIKHUL AN

ARCHIVE

Tarjim

POST

Selasa, 12 Mei 2015

Ayat 7 dan Keutamaannya

 
Ayat Tujuh juga dipanggil  ‘Ayat Munjiyat’ adalah terdiri daripada 7 ayat yang diambil dari beberapa surah dalam Al Quranul Karim. Ayat ini telah diamalkan oleh para alim ulama’ sejak dahulu lagi yang mana ianya turut terkumpul dalam kitab ‘Majmu’ syarif’.
.
Ayat Tujuh atau Ayat Munjiyat yang dikenali sebagai ‘Ayat-Ayat Pelindung & Penyelamat’ ini juga baik sekali dibaca dan diamalkan. Ia telah dibuktikan dari pengalaman Ibnu Sirrin r.a. sebagai ayat-ayat penyelamat dari berbagai kesusahan dan kesulitan.
.

Ayat Pelindung Diri

Ayat Tujuh ini biasanya diamalkan sebagai ikhtiar untuk keselamatan diri dan pelindung dari pelbagai kesukaran, kesulitan dan kesusahan, serta untuk melepaskan diri dari masalah. 7 ayat penyelamat ini hendaklah diamalkan pagi dan petang, setiap hari. InsyaAllah antum akan dapat pertolongan Allah SWT apabila menghadapi sebarang masalah, kesusahan dan akan terselamat daripada sebarang bencana dan malapetaka, pada masa kini dan akan datang.
.
.

Ayat Tujuh

.

1. Surah At Taubah ayat 51

9:51
Katakanlah (wahai Muhammad): “Tidak sekali-kali akan menimpa kami sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.”
.

2. Surah Yunus ayat 107

10:107
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia melimpahkan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.”
.

3. Surah Hud ayat 6

11:6
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah jualah yang memberi  rezekinya dan mengetahui tempat kediamannya dan tempat ia disimpan. Semuanya itu tersurat di dalam Kitab (Lauh mahfuz) yang nyata (kepada malaikat-malaikat yang berkenaan).”
.

4. Surah Hud ayat 56

11:56
“Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhan kamu!  Tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di muka bumi melainkan Allah jualah yang menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku tetap di atas jalan yang lurus.”
.

5. Surah Al Ankabut ayat 60

29:60
“Dan (ingatlah) berapa banyak binatang yang tidak  (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendir, Allah jualah yang memberi rezeki kepadanya dan kepada kamu; dan Dialah jua Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
.

6. Surah Al fathir ayat 2

35:2
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tiada sesuatupun yang dapat menahannya; dan apa jua yang ditahan oleh Allah maka tidak ada sesuatupun yang dapat melepaskannya sesudah itu. Dan (ingatlah) Dialah sahaja yang Maha Berkuasa, lagi Maha Bijaksana.”
.

7. Surah Az Zumar ayat 38

39:38
“Dan demi sesungguhnya! Jika engkau bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: “Siapakah yang mencipta langit dan bumi?” Sudah tentu mereka akan menjawab: “Allah”. Katakanlah (kepada mereka): “Kalau demikian, bagaimana fikiran kamu tentang yang kamu sembah yang lain dari Allah itu? Jika Allah hendak menimpakan daku dengan sesuatu bahaya, dapatkah mereka mengelakkan atau menghapuskan bahayaNya itu; atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, dapatkah mereka menahan rahmatNya itu?” Katakanlah lagi: “Cukuplah Allah bagiku (yang menolong dan memeliharaku); kepadaNyalah bertawakkalnya orang-orang yang mahu berserah diri.”
.
.
.

Fadhilat Dan Khasiat Ayat Tujuh

Khasiat daripada 7 ayat ini banyak sekali di antaranya khasiatnya jika diamalkan secara istiqamah adalah:
.
  1. Penangkal Sihir
  1. Menyerikan wajah
  1. Ditunaikan segala hajat
  1. Membawa keberkatan
  1. Dicatat pahala yang banyak
  1. Dijauhkan dari gangguan iblis
  1. Terpelihara dari tipu daya musuh
  1. Dijauhkan dari hasad dengki dan fitnah.
Lanjuuut..

Manfaat Doa Nurbuat


Pada dasarnya doa nurbuat sendiri berasal dari kata bahasa arab nurun nubuwwah yang berarti cahaya kenabian. Beberapa orang menyatakan bahwa doa ini berasal dari Rasulullah saw yang telah diajarkan oleh malaikat Jibril sebelumnya. Doa nurbuat sampai saat ini begitu terasa sangat menakjubkan bagi yang mengucapkannya dan mengamalkannya dengan niat ikhlas lillahi ta’ala. Manfaat-manfaat yang dirasakan dari doa tersebut sudah banyak memberikan ketenangan tersendiri bagi yang melafalkannya. Adapun manfaat-manfaat yang didapat dari doa nurbuat tersebut, antara lain:
  1. Hajat dapat Caranya bagi siapa yang membaca dan mengamalkan doa ini secara istiqamah pada setiap selesai shalat sekurang-kurangnya sekali, maka insya Allah apa pun hajatnya akan segera terlaksana.
  2. Dosa dapat terampuni, jika dibaca ketika matahari
  3. Disayangi oleh musuh, jika dibaca ketika hendak keluar
  4. Menjadi penjaga rumah dari gangguan jin, sihir, santet dan bahaya lainnya, jika ditulis lalu disimpan di dalam Sebab, diriwayatkan, bahwa Rasulullah saw setelah shalat Subuh ketika duduk-duduk bersama para sahabat di Masjidil Haram, tiba-tiba datanglah Malaikat Jibril membawa doa nurun nubuwwah, seraya berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah di utus oleh Allah untuk menyampaikan doa ini kepadamu (Rasulullah)” Selanjutnya, beliau bersabda: “Doa nurun nubuwwah ini banyak sekali faedahnya bila dibaca dan diamalkan. Dan apabila tidak dapat membaca atau tidak hafal, maka cukuplah ditulis, kemudian tulisan tersebut disimpan dalam rumah, maka Allah akan senantiasa memberikan perlindungan kepada penghuni rumah itu dari sihir/ tenung atau penyakit.”
  5. Mendapatkan kesejahteraan dunia akhirat, jika dibaca setiap hari secara
  6. Menjauhkan dari kekufuran dan perbuatan maksiat, jika dibaca 50 kali setiap malam Jum’
  7. Bisa memperlihatkan hal-hal yang indah, jika dibaca 100 kali pada malam
  8. Awet Yaitu jika doa nurbuat dibaca pada malam Minggu, maka yang membacanya bisa awet muda walau usia sudah lanjut.
  9. Mendapatkan keselamatan hidup, jika dibaca setiap malam
  10. Menguatkan tubuh, jika dibaca setiap malam
  11. Menguatkan gigi, jika dibaca setiap malam
  12. Menjadikan wajah tampak lebih tampan atau cantik, jika dibaca setiap malam
  13. Dapat bertemu dengan nabi dalam mimpi, jika dibaca 100 kali sebelum Karena Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang ingin bertemu dengan para nabi, maka bacalah doa nurun nubuwwah sebanyak seratus kali, kemudian tidur, insya Allah akan mimpi bertemu dengan para Nabi, di samping itu siapa pun yang melihatnya akan menaruh kasih sayang, dan hendaknya tidak terhenti dalam mewiridkan doa nurun nubuwwah ini hingga sampai anak cucu.”
  14. Menyembuhkan segala macam Apabila ada orang sakit, maka bacalah doa nurbuat ini pada minyak (minyak kelapa/ sawit wijen), kemudian sapukan pada tempat yang sakit, insya Allah akan lekas sembuh.
  15. Memudahkan Caranya jika ada wanita bersalin yang sulit melahirkan, maka bacakan doa nurbuat ini pada pinggang atau mangkuk putih yang berisi air, kemudian airnya diminumkan pada ibu yang akan melahirkan tersebut. Insya Allah bayinya akan segera keluar tanpa kesulitan yang di derita oleh sang ibu.
  16. Menyembuhkan sakit pada mata, jika dibaca lalu ditiupkan pada mata yang
  17. Mendapatkan kemuliaan di lingkungan masyarakat, jika dibaca secara rutin setiap Karena Rasulullah saw bersabda, “Jika kamu ingin dimuliakan oleh orang lain, maka bacalah doa nurun nubuwwah.”
  18. Mampu melenyapkan Apabila ada orang yang bertengkar, sedang kita ingin melerainya maka bacalah doa nurbuat ini, insya Allah orang yang bertengkar itu akan berhenti dan akhirnya saling memaafkan.
  19. Dapat diterima Jika ingin melamar seorang wanita, maka berpuasalah sehari dan malamnya jangan tidur, lalu bacalah doa nurbuat ini terus menerus di tempat yang sunyi, insya Allah lamaran akan di terima.
  20. Mendapatkan kasih sayang dari orang yang Jika ingin mendekati raja atau menteri atau orang yang berpangkat atau berkumpul dengan orang banyak maka bacalah doa nurbuat ini pada tiap hari sekurang-kurangnya sekali, insya Allah semua orang yang anda dekati itu akan menaruh kasih sayang.
Lanjuuut..

Hizib Bahr (imam Asy-Syadzili, Amalan Imam Abu Hasan Asy-Syadzili)


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اللّهُمَّ يَاأَللهُ يَاعَظِيْمُ يَاحَلِيْمُ يَاعَلِيْمُ أَنْتَ رَبِّى, وَعِلْمُكَ حَسْبِى, فَنِعْمَ الرَّبُّ رَبِّى, وَنِعْمَ الحَسْبُ حَسْبِى, تَنْصُرُ مَنْ تَشَاءُ وَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الرَّحيْمُ, نَسْئَلُكَ الْعِصْمَةَ فِى الْحَرَكَاتِ وَالسَّكَنَاتِ وَالْكَلِمَاتِ وَالإِرَادَاتِ وَالْخَطَرَاتِ, مِنَ الشُّكُوكِ وَالظُّنُونِ وَاْلأَوْهَامِ السَّاتِرَةِ لِلْقُلُوبِ عَنْ مُطَالَعَةِ الْغُيُوبِ.
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Alloohumma yaa Alloohu yaa ‘aliyyu yaa ‘azhiimu yaa haliimu yaa ‘aliim. Anta Rabbii, wa’ilmuka hasbii, fani’mar-rabbu rabbii, wani’mal hasbu hasbii, tanshuru man tasyaa-u wa antal ‘aziizur rahiim.  Nas-alukal ‘ishmata fil harakaati was-sakanaati wal kalimaati wal iraadaati wal khatharaati, minasy-syukuuki wadz-dzunuuni wal auhaamis-saatirati lilquluubi ‘an muthaala’atil ghuyuub.
“Dengan menyebut asma’ Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ya Allah, Wahai Yang Maha Luhur, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Penyantun, wahai Yang Maha Mengetahui. Engkau Tuhanku, Ilmu-Mu cukup bagiku. Engkau sebaik-baik Tuhanku. Sebaik-baik pencukupan adalah pencuku-panku. Engkau menolong orang yang Engkau kehen-daki, dan Engkau Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
Kami memohon kepada-Mu penjagaan terhadap segala gerak-gerik, diam, kata-kata, kehendak, pikiran (unek-unek), persangkaan, keraguan dan angan-angan yang menutup hati untuk dapat melihat yang ghaib.
فَقَدِابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالاً شَدِيدًا. وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلاَّ غُرُورًا.
Faqadibtuliyal mukminuuna wazulziluu zilzaalan syadiidaa. Wa idz yaquulul munaafiquuna walla-dziina fiiquluubihin maradhum-maa wa’ada-nalloohu wa rasuuluhuu illaa ghuruuraa. 
Allah benar-benar menguji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat.
Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya".  (QS al-Ahzab : 12).
فَثَبِّتْنَا وَانْصُرْنَا وَسَخِّرْلَنَا هَذَا الْبَحْرَ كَمَا سَخَّرْتَ الْبَحْرَ لِمُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ, وسَخَّرْتَ النَّارَ ِلإِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ, وَسَخَّرْتَ اْلجِبَالَ وَالْحَدِيْدَ لِدَاوُدَ  عَلَيْهِ السَّلاَمُ, وسَخَّرْتَ الرِّيْحَ وَالشَّيَاطِيْنَ وَالْجِنَّ لِسُلَيْمَانَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ, وَسَخِّرْلَنَا كُلَّ بَحْرٍ هُوَ لكَ فِى الأَرْضِ وَالسَّمَاءِ, وَالْمُلْكِ وَالْمَلَكُوتِ, وَبَحْرِ الدُّنْيَا, وَبَحْرِ اْلآخِرَةِ, وَسَخِّرْلَنَا  كُلَّ شَيْئٍ, يَامَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْئٍ,
Fa tsabbitnaa wanshurnaa wasakh-khir lanaa haadzal bahra kamaa sakh-khartal bahra limuu-saa ‘alaihis-salaam, wasakh-khartan naara li-ibraahiima ‘alaihis-salaam, wasakh-khartal jibaa-la wal hadiida lidaawuuda ‘alaihis-salaam, wa sakh-khartar-riiha wasy-syayaathiina wal jinna lisulaimaana ‘alaihis-salaam, wasakh-kharta kulla bahrin huwa laka fil ardhi was-samaa-i, walmulki walmalakuuti, wabahrid-dunyaa wabahril aakhi-rah. Wasakh-khir lanaa kulla syai-in. Yaa man biyadihii malakuutu kulli syai’.
Karenanya, kuatkanlah kami, tolonglah kami, dan tundukkanlah lautan ini kepada kami, sebagaimana Engkau telah menundukkan lautan kepada Nabi Musa as; Engkau tundukkan api kepada Nabi Ibrahim as; Engkau tundukkan gunung dan besi kepada Nabi Dawud as; dan Engkau tundukkan angin, syetan dan jin kepada Nabi Sulaiman as. Tundukkanlah kepada kami setiap laut milik-Mu di bumi dan di langit, setiap kerajaan dan kekuasaan, dan (tundukkan kepada kami) lautan dunia dan akhirat. Serta tundukkan kepada kami segala sesuatu, Wahai Tuhan yang di tangan-Nya kekuasaan segala sesuatu.
كهيعص كهيعص كهيعص  اُنْصُرْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ, وَافْتَحْ لَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ, وَاغْفِرْلَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ اْلغَافِرِيْنَ, وَارْحَمْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ, وَارْزُقْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ, وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ, وَهَبْ لَنَا رِيْحًا طَيِّبَةً   كَمَا هِيَ فِى عِلْمِكَ, وَانْشُرْهَا عَلَيْنَا مِنْ خَزَائِنِ رَحْمَتِكَ وَاحْمِلْنَا بِهَا حَمْلَ الْكَرَامَةِ مَعَ السَّلاَمَةِ وَالْعَافِيَةِ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا والأخِرَةِ, َإِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ,
Kaaf haa yaa ‘aiin shaad, Kaaf haa yaa ‘aiin shaad, Kaaf haa yaa ‘aiin shaad. Unshurnaa  fa-innaka khairunnaashiriin, waftah lanaa fa-innaka khai-rul faatihiin, waghfirlanaa fa-innaka khairul ghaafiriin, warhamnaa fa-innaka khairur-raahi-miin, warzuqnaa fa-innaka khairur-raaziqiin, wahdinaa wanajjinaa minal qaumizh-zhaalimiin, wahab lanaa riihan thayyibatan kamaa hiya fii ‘ilmika, wansyurhaa ‘alainaa min khazaa-ini rahmatika, wahmilnaa bihaa hamlal karaamati ma’as-salaamati wal ‘aafiyati fid-diini wad-dunyaa wal aakhirah, innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir.
Kaaf haa yaa a’iin shaad (3x). Tolonglah kami, karena Engkau sebaik-baik penolong. Bukakan kepada kami (rahmat-Mu), karena Engkau sebaik-baik Pembuka. Ampunilah kami, karena Engkau sebaik-baik pengampun dosa. Sayangilah kami, karena Engkau sebaik-baik penyayang. Anugerahilah kami rizki, karena Engkau sebaik-baik Pemberi rizki. Tunjukilah kami dan selamatkanlah kami dari kaum yang zhalim. Anugerahkan kepada kami angin yang baik, sebagaimana Yang Engkau ketahui. Tebar-kanlah angin tersebut kepada kami dari gudang simpanan rahmat-Mu. Pikulkanlah kepada kami muatan kemuliaan, keselamatan dan kesejahteraan dalam urusan agama, dunia dan akhirat. Karena Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
اللّهُمَّ يَسِّرْ لَنَا اُمُورَنَا مَعَ الرَّاحَةِ لِقُلُوبِنَا وَأَبْدَانِنَا, وَالسَّلاَمَةَ وَالْعَافِيَةَ فِىدِيْنِنَا وَدُنْيَانَا, وَكُنْ لَنَا صَاحِبًا فِى سَفَرِنَا وَحَضَرِنَا وَخَلِيفَةً فِى أَهْلِنَا, وَاطْمِسْ عَلَى وُجُوهِ أَعْدَائِنَا, وَامْسَخْهُمْ عَلَى مَكَانَتِهِمْ فَلاَ يَسْتَطِيْعُونَ الْمُضِيَّ وَلاَ الْمَجِىْءَ إِلَيْنَا,
Aloohumma yassir lanaa umuuranaa ma’arraahati liquluubinaa wa abdaaninaa, was-salaamati wal’aafiyati fii diininaa wadunyaanaa, wakun lanaa shaahiban fii safarinaa wa hadharinaa wakhaliifatan fii ahlinaa, wathmis ‘alaa wujuuhi a’daa-inaa, wamsakh-hum ‘alaa makaanatihim falaa yastathii’uunal mudhiyya walal majii-a ilainaa. 
Ya Allah! Mudahkanlah kepada kami semua urusan kami dengan perasaan lega/rehat didalam hati dan badan kami, serta keselamatan dan kesehatan/ kesejahteraan didalam agama dan dunia kami. Jadilah Engkau sebagai teman kami sewaktu dalam perjalanan dan kehadiran kami, serta sebagai pengganti didalam keluarga kami. Binasakanlah wajah-wajah musuh kami dan ubahlah mereka di tempat mereka berada, sehingga mereka tidak mampu berjalan/lewat dan kembali ke arah kami.
وَلَوْ نَشَاءُ لَطَمَسْنَا عَلَى أَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَأَنَّى يُبْصِرُونَ. وَلَوْ نَشَاءُ لَمَسَخْنَاهُمْ عَلَى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوا مُضِيًّا وَلاَ يَرْجِعُونَ 
Walau nasyaa-u latha-masnaa ‘alaa a’yunihim fastabaqus-shiraata fa-annaa yubshiruun. Walau nasyaa-u lama-sakhnaahum ‘alaa makaanatihim famas-tathaa’uu mudhiyyan walaa yarji’uun.
Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka betapakah mereka dapat melihat (nya). Dan jikalau Kami menghendaki pastilah Kami rubah mereka di tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali. (QS Yasin : 66-67).
يس. وَالْقُرْءَانِ الْحَكِيمِ. إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ. عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ. تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ. لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ ءَابَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ. لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ. إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلاَلاَ فَهِيَ إِلَى اْلأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ. وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لاَ يُبْصِرُونَ.
Yaa siin. Walqur-aanil hakiim. Innaka laminal mursaliin. ‘alaa shiraathimmustaqiim. Tanziilal ‘aziizir-rahiim. Litundzira qauman maa undzira aabaa-uhum fahum ghaafiluun. Laqad haqqal qaulu ‘alaa aktsarihim fahum laa yukminuun. Innaa ja’alnaa fii a’naaqihim aghlaalan fahiya ilal adzqaani fahum muqmahuun. Waja’alnaa min baini aidiihim saddan wamin khalfihim saddan fa-aghsyainaahum fahum laa yubshiruun.
Yaasiin. Demi Al Qur'an yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus, (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah.   Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. (QS Yaasiin : 1-9).
شَاهَتِ الْوُجُوهِ (3×) وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا.
Syaahatil wujuuh (Dibaca 3 x). Wa’anatil wujuuhu lilhayyil qayyuumi waqad khaaba man hamala zhulmaa. 
Buruklah wajah-wajah mereka.Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman. (QS Thaha : 111).
طس. حمعسق. مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ. بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لاَ يَبْغِيَانِ.
Thaa siin. Haa miim aiin siin qaaf. Marajal bahraini yaltaqiyaani bainahumaa barza-khun laa yabghiyaan.
Thaa siin. Haa miim ‘aiin siin qaaf.  Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.  (QS ar-Rahman : 19-20).
حم حم حم حم  حم حم حم. حُمَّ  اْلأَمْرُ وَجَاءَ النَّصْرُ فَعَلَيْنَا لاَ يُنْصَرُونَ. حم. تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ. غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ.
Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim. Hummal amru wajaa-an nashru, fa’alainaa laa yunsharuun.  Haa miim, Tanziilul kitaabi minal-loohil ‘aziizil ‘aliim. Ghaafiridz-dzanbi waqaabilit-taubi syadiidil ‘iqaabi dzit-thauli laa ilaaha illaa huwa ‘alaihil mashiir. 
Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim, Haa miim, urusan diluaskan dan datang pertolongan/kemenangan kepada kami, sehingga mereka tidak mendapatkan pertolongan.
Haa miim. Diturunkan Kitab ini (Al Qur'an) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui, Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya; Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali (semua makhluk). (QS al-Mukmin : 1-3).
بِسْمِ اللَّهِ بَابُنَا, تَبَارَكَ حِيَطَانُنَا, يس سَقْفُنَا, كهيعص كِفَايَتُنَا, حمعسق حِمَايَتُنَا, ق. وَالْقُرْآنِ اْلمَجِيْدِ وِقَايَتُنَا,
Bismillaahi baabunaa, tabaaraka hiithaanunaa, yaa siin saqfunaa, kaa haa yaa ‘aiin shaad kifaayatunaa, haa miim ‘aiin siin qaaf himaa-yatunaa. Qaaf, walqur-aanil majiidi wiqaa-yatunaa.
‘Bismillah’ pintu kami, ‘Tabaaraka’ pagar kami, ‘Yaasiin’ atap kami, ‘Kaaf haa yaa ‘aiin shaad’ pelindung kami, dan ‘Haa miim ‘aiin siin qaaf’ pemelihara kami. ‘Qaaf. Wal-qur-aanil majiid’, penjaga kami.
فَسَيَكْفِيْكَهُمُ الله وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (3×)
Fasayakfiikahumullooh, wahuwas-samii’ul ‘aliim  (3 x).
Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS al-Baqarah : 137).
سِتْرُ الْعَرْشِ مَسْبُولٌ عَلَيْنَا, وَعَيْنُ الله نَاظِرَةٌ إِلَيْنَا, بِحَولِ اللهِ لاَ يُقْدَرُ عَلَيْنَا, وَاللَّهُ مِنْ وَرَائِهِمْ مُحِيطٌ()بَلْ هُوَ قُرْءَانٌ مَجِيدٌ()فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ.  
Sitrul’arsyi masbuulun ‘alainaa, wa’ainulloohi naazhiratun ilainaa, bihaulillaahi laa yuqdaru ‘alainaa. Walloohu min waraa-ihim muhiith. Bal huwa qur-aanum-majiid. Fii lauhim-mahfuuzh.
Tirai ‘arasy diturunkan kepada kami dan ‘Mata’ (Pengawasan) Allah memandang kami, berkat kekuatan Allah mereka tidak mampu menguasai kami.
padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka.  Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh. (QS al-Buruj : 20-22)
فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (3×)
Falloohu khairun haafizhan wahuwa arhamur-raahimiin. (Dibaca 3 x). 
Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (QS Yusuf : 64).
إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ (3×).
Inna waliyyiyalloohul ladzii  nazzalal kitaaba wahuwa yatawallas-shaalihiin. (Dibaca 3 x).
Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh. (QS al-A’raf : 196).
حَسْبِيَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (3×)
Hasbiyalloohu laa ilaaha illaa huwa ‘alaihi tawakkaltu wahuwa rabbul’arsyil ‘azhiim. (3 x). 
Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki `Arsy yang agung. (QS at-Taubah : 129).
بِسْمِ الله الّذِي   لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ  وَ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (3×)
Bismillaahilladzii laa yadhurru ma’asmihii syai-un fil ardhi walaa fis-samaa-i wahuwas-samii’ul ‘aliim (Dibaca 3 x).
Dengan menyebut asma’ Allah Yang dengan asna’-Nya itu tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ,
Walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim (Dibaca 3 x).  
Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.
وَصَلىَّ الله عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Washallalloohu ‘alaa sayyidinaa muhammadinin-Nabiyyil ummiyyi wa’alaa aalihii washahbihii wasallam.
Semoga Allah melimpahkan rahmat ta’zhim dan salam sejahtera kepada junjungan kami  Muham-mad, seorang Nabi yang buta huruf, dan juga kepada para keluarga dan sahabatnya.
Didalam suatu naskah, ada tambahan bacaan :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
Innallooha wamalaa-ikatahuu yushalluuna ‘alan-nabiyyi, yaa ayyuhalladziina aamanuu shalluu ‘alaihi wasallimuu tasliimaa.
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS al-Ahzab : 56).
Dalam sebuah naskah yang lain, ada tambahan bacaan ayat kursi :
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَ لاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَ لاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضَ وَ لاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ.
Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum. Laa ta’khudzuhuu sinatun walaa nauum. Lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardhi man dzalladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi-idznih. Ya’lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum walaa yuhii-thuuna bisyai-in min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a, wasi’a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardha walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa`at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS al-Baqarah : 255).
Dalam naskah lainnya, ada tambahan bacaan berikut ini :
يَا أللهُ يَا نُورُ يَاحَقُّ يَامُبِيْنُ, اُكْسُنِى مِنْ نُورِكَ, وَعَلِّمْنِى مِنْ عِلْمِكَ, وَأَفْهِمْنِى عَنْكَ, وَأَسْمِعْنِى مِنْكَ, وَبَصِّرْنِى بِكَ, وَأَقِمْنِى بِشُهُوْدِكَ, وَأَلْبِسْنِى لِبَاسَ التَّقْوَى مِنْكَ,   إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ,
Yaa Allooh, Yaa nuuru yaa haqqu yaa mubiin. Uksunii min nuurika, wa ‘allimnii min ‘ilmika, wa afhimnii ‘anka, wa asmi’nii minka, wabash-shirnii bika, wa aqimnii bisyuhuudika, wa albisnii libaasat-taqwaa minka, innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir.
“Ya Allah! Wahai an-Nur (Pencipta Cahaya), wahai al-Haqq (Maha Benar), wahai al-Mubiin (Yang Terang). Berilah aku pakaian sebagian dari Nur-Mu, Ajarilah aku sebagian dari Ilmu-Mu, Berilah aku pemahaman dari-Mu, Perdengarkanlah aku dari-Mu, Berilah kami kemampuan untuk mengeta-hui denganMu, bangkitkanlah aku untuk menyaksi-kan-Mu, berilah aku pakaian takwa dari-Mu, karena Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
يَا سَمِيْعُ يَاعَلِيْمُ يَاحَلِيْمُ يَاعَلِيُّ يَا أاللهُ, إِسْمَعْ دُعَائِى بِخَصَائِصِ لُطْفِكَ آمِيْن. 
Yaa samii’u  yaa ‘aliimu yaa haliimu yaa ‘aliyyu yaa Allooh! Isma’ du’aa-ii bikhashaa-ishi luth-fika, aamiin.
Wahai Yang Maha Mendengar, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Penyantun, Wahai Yang Maha Tinggi, wahai Allah! Dengarkan doaku, berkat kekhususan sifat lemah lembut-Mu. Amin.
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ الله التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (3×)
A’uudzu bikalimaatillaahit-taammaati kullihaa min syarri maa khalaq (Dibaca 3 x).
Aku berlindung dengan perantaraan kalimat-kalimat Allah yang sempurna seluruhnya dari keburukan apa saja yang Dia ciptakan.
 يَاعَظِيْمَ السُّلْطَانِ, يَاقَدِيْمَ اْلإِحْسَانِ, يَادَائِمَ النَّعْمَاءِ, يَابَاسِطَ الرِّزْقِ, يَاكَثِيْرَ الْخَيْرَاتِ, يَاوَاسِعَ الْعَطَاءِ, يَادَافِعَ الْبَلاَءِ, يَاسَامِعَ الدُّعَاءِ, يَاحَاضِرًا لَيْسَ بِغَائِبٍ, يَامَوْجُودًا عِنْدَ الشَّدَائِدِ, يَاخَفِيَّ اللُّطْفِ, يَالَطِيْفَ الصُّنْعِ, يَاحَلِيْمًا لاَيَعْجَلُ, إِقْضِ حَاجَتِى بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Yaa ‘azhiimas-sulthaan, yaa qadiimal ihsaan, yaa daa-imanna’maa-i, yaa baasithar-rizqi, yaa ka-tsiiral khairaat, yaa waasi’al ‘athaa-i, yaa daafi’al balaa-i, yaa saami’ad-du’aa-i, yaa haadhiran laisa bighaa-ibin, yaa maujuudan ‘indas-syadaa-idi, yaa khafiyyal luthfi, yaa lathiifas-shun’i, yaa haliiman laa ya’jalu, iqdhi haajatii birahmatika yaa arhamar-raahimiin.
Wahai Yang Agung Kekuasaan-Nya! wahai Yang Dahulu kebaikan-Nya! wahai Yang Terus Menerus pemberian nikmat-Nya! wahai Yang Membeber rizki! Wahai Yang Banyak Kebaikan-Nya! Wahai Yang Luas pemberian-Nya! Wahai Penolak balak! Wahai Pendengar doa! Wahai Yang hadir, Yang tidak pernah absen! Wahai Yang Selalu Ada di masa genting! Wahai Yang Tersem-bunyi sifat Kelemahlembutan-Nya! Wahai Yang Maha Halus Penciptaan-Nya! Wahai Yang Maha Penyantun yang tidak terburu-buru! Kabul-kanlah hajatku, berkat rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dari sekalian yang pengasih.
Doa Setelah Membaca Hizib Bahr : Disusun oleh Syaikh Zarruq,  penulis syarah Hizib Bahr.
اللّهُمَّ َإِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نَحْنُ فِيْهِ, وَمَا نَطْلُبُهُ وَنَرْتَجِيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ فِى أَمْرِنَا كُلِّهِ, فَيَسِّرْلَنَا مَا نَحْنُ فِيْهِ مِنْ سَفَرِنَا وَمَا نَطْلُبُهُ مِنْ حَوَائِجِنَا, وَقَرِّبْ عَلَيْنَا الْمَسَافَاتِ, وَسَلِّمْنَا مِنَ الْعِلَلِ وَاْلآفَاتِ, وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا, وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا, ولاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, وَصَلىَّ الله عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Alloohumma innaka ta’lamu maa nahnu fiih, wamaa nathlubuhuu wanartajiihi min rah-matika fii amrinaa kullih, fayassir lanaa maa nahnu fiihi min safarinaa wamaa nathlu-buhuu min hawaa-ijinaa, waqarrib ‘alainal masaafaat, wasallimnaa minal ’ilali wal aafaat, walaa taj’alid-dunyaa akbara hammi-naa, walaa mablagha ‘ilminaa, walaa tusallith ‘alainaa man laa yarhamunaa, birahmatika yaa arhamar-raahimiin. Washal-lalloohu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa aalihii washah-bihii wasallam.
“Yaa Allah! Sungguh Engkau mengetahui apa sajavyang kami ada didalamnya, apa yang kami cari dan kami takuti dari rahmat-Mu dalam urusan kami seluruhnya. Karenanya, mudahkan-lah bagi kami (selama) dalam perjalanan kami dan hajat-hajat yang kami cari. Dekatkan kepada kami jarak  yang jauh. Selamatkanlah kami dari cacat dan bencana. Jangan Engkau jadikan dunia ini menarik sebagian besar perhatian kami dan batas akhir dari pengetahuan kami. Jangan Engkau kuasakan kepada kami orang yang tidak memiliki kasih sayang kepada kami, berkat rahmat-Mu, Wahai Yang Maha Penyayang dari sekalian yang penyayang. Semoga Allah melim-pahkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Miuhammad, beserta keluarga dan sahabatnya
Lanjuuut..

Asal Mula Hizib Al Bahr


Hizb al-bahr ini adalah salah satu hizib yang termasyhur dari pada hizib yang lain. Hizib ini merupakan salah satu amalan yang dilakukan oleh waliyullah wali-wali Qutub. Wali Qutub maksunya adalah sebutan para ketua wali atau pusat para wali di dunia ini pada zamannya dulu. Yang mana mereka adalah hamba Allah SWT yang sangat bertakwa kepada Allah secara zahir dan batin. Banyak pada masa itu orang yang mengamalkan bermacam-macam hizib, sehingga kehidupan mereka pun menjadi lebih berkah dan berkaromah.
Sangat berbeda dengan masa sekarang, banyak orang yang menomer duakan akhirat dan mengutamakan kehidupan keduniawiannya. Padahal jika ia mengutamakan akhirat secara otomatis kesuksesan kehidupan duniapun akan mengikutinya, namun berbeda halnya jika ia mengutamakan kehidupan dunia maka kesuksesan akhirat tidak mampu mengimbanginya.
Dan karena sebab itulah banyak para wali pada masa itu yang lebih mengutamakan akhirat dari pada dunia, sehingga banyak dari-nya yang menciptakan berbagai macam hizib yang memiliki khasiat dan kekuatatan yang berbeda-beda. Tujuan asal amalan hizib-hizib adalah untuk membawa diri seseorang itu menjadi dekat dengan Allah SWT. Dalam arti lain mengharapkan ridha Allah dalam mengamalkannya disamping melakukan amalan-amalan wajib seperti sholat fardhu, puasa, mengeluarkan zakat, menjauhi maksiat dan sebagainya. Karena hizib juga kategori doa atau zikir yang bertujuan memperkuat tauhid pengamal tersebut.
Kembali pada Hizib Al Bahr, Hijib Al Bahr adalah karya dari Al-imam Syadzili. Bahkan karena Hizib ini adalah amalan yang sangat-sangat istimewa, sampai-sampai beliau berwasiat kepada murid-muridnya supaya rajin dibaca, diamalkan dan diajarkan kepada anak-anak kelak.
Di dalam hizib ini mengandung al-Ismul A'dzam (nama Allah yang Maha Agung) yang mana fungsinya adalah membuat suatu tempat menjadi agung dan berkah, keluarga sakiinah, menjadikan si pengamal menjadi sosok penuh percaya diri, karisma dan memiliki jiwa pemimpin. Bahkan keistimewaan Hizib Al Bahr adalah membentengi rumah atau tempat usaha Anda. Banyak dari pengamal Hizib Al-Bahr menemukan pencuri yang kehilangan kesadaran dan tetap melakukan gerakan renang sampai pagi.
Asal muasal Hizib Al Bahr inipun sangat spesial karena diajarkan oleh Rasulallah S.A.W melalui mimpi Imam Abu Hasan asy-Syadzili sewaktu beliau berduka cita di tengah-tengah Laut Merah. Dengan kisah cerita seperti berikut:
“Singkat cerita, pada suatu ketika masa itu Al-Imam Syadzili ingin pergi ke Makkah al-Mukarramah untuk menunaikan ibadah haji melalui hamparan laut. Akhirnya Al-Imam menaiki sebuah kapal yang dikapteni olehl seorang yang beragama nasrani (kristen). Tiba-tiba dipertengahan jalan tiada angin yang bertiup, hal tersebut membuatkan kapal Al-Imam Syadzili tidak dapat berlayar lagi dan berhenti ditengah lautan bahkan sampai berhari-hari. Semua penghuni kapal menjadi gelisah dan takut ketika itu. Dalam ketakutan inilah Imam Abu Hasan asy-Syadzili bermimpi bertemu Rasulullah S.A.W. Dalam mimpi beliau, Baginda Rasulullah mengajarkan al-Imam akan hizib ini. Dan pada ketika itulah Al-Imam Syadzili mengamalkan hizib ini lalu dengan Ridho Allah angin pun datang dan kapal pun dapat berlayar. Dengan Izin Allah SWT dalam peristiwa yang luar biasa ini, kapten kapal yang seorang nasrani itu pun memeluk Islam”.
Hizib Al Bahr Bagai Laut Yang Membentang
Dengan dituliskannya hizib ini ketika Imam Syadzili berada ditengah laut merah, maka dari itu hizib ini lebih dikenal dengan sebutan Bahr (laut). Hizib ini merupakan deretan hizib teratas yang paling disukai para santri, dan sangat sering diijazahkan oleh seorang kyai pada santrinya. Karena adanya latar belakang kisah yang amat menarik tentang asal muasal Bahr.
Dalam kitab Kasyf al-Zhunun `an Asami al-Kutub wa al-Funun, Haji Khalifah juga memuat berbagai jaminan yang diberikan al-Syadzili dengan Hizib Bahrnya ini. Di antaranya, menurut Haji Khalifah, al-Syadzili pernah berkata: “Seandainya hizibku (Hizib Bahar) ini dibaca di Baghdad, niscaya daerah itu tidak akan jatuh”. Mungkin yang dimaksud al-Syadzili dengan kejatuhan di situ adalah kejatuhan Baghdad ke tangan Tartar. Bila Hizib Bahar dibaca di sebuah tempat, maka termpat itu akan terhindar dari malapetaka, ujar Syaikh Abu al-Hasan, seperti ditulis Haji Khalifah dalam Kasyf al-Zhunun. Haji Khalifah juga mengutip komentar ulama-ulama lain tentang Hizib Bahar ini.
Banyak komentar-komentar, baik dari Syaikh al-Syadzili maupun ulama lain tentang keampuhan Hizib Bahr yang ditulis Haji Khalifah dalam Kasyf al-Zhunun jilid 1 (pada entri kata Hizb). Selain itu, Haji Khalifah juga menyatakan bahwa Hizib Bahr telah diisyarahi oleh banyak ulama, diantaranya Syaikh Abu Sulayman al-Syadzili, Syaikh Zarruq, dan Ibnu Sulthan al-Harawi.
Khasiat Menguasai Hizib Al Bahr
Hizib Bahr diciptakan oleh Syekh Abul Hasan Asy Syadzili pendiri Tarekat Syadziliyah. Kegunaannya sangat banyak. Hizib ini cocok diamalkan saat keadaan genting dan kekuatan musuh tidak sebanding dengan kekuatan Anda. Misalnya saat perjuangan melawan penjajah. Khasiat mengamalkan hizib ini diantaranya:
  • Mendapat ridha Allah, sentiasa dalam keadaan hati yang tenang
  • Terpelihara dari hasrat dengki, khianat, sombong dan penyakit hari lainnya
  • Terpelihara dari gangguan jin, syaitan, iblis dan sebagainya
  • Disegani kawan maupun lawan, percaya diri, berwibawa, penuh karisma dan daya tarik
  • Kebal senjata dan serangan mahluk ghaib
  • Menundukkan musuh bahkan mampu menewaskan musuh
  • Mampu mengalahkan pasukan penjajah
  • Membuat lawan anda takut
Apapun kelebihan-kelebihan yang ada itu adalah karunia Allah kepada hamba yang diridhoi-Nya, maka kita sebagai hamba Allah hendaklah mengikhlaskan niat terhadap amalan yang kita lakukan. Berkenaan dengan itu kita serahkan kepada Allah dengan berharap pada tujuan yang baik. Karena setiap musibah yang terjadi kepada kita akan memberi hikmah tersendiri dan terkadang menjadi kaffarah (balasan untuk menghapus dosa) atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan, cukuplah kita mengamalkannya dengan hanya mencari ridha Allah SWT.
Lanjuuut..

Hizib Nashar

Lanjuuut..
 
Support : Creating Website | Fais | Tbi.Jmb
Copyright © 2011. Moh. Faishol Amir Tbi - All Rights Reserved
by Creating Website Published by Faishol AM
Proudly powered by Blogger