Headlines News :
Logo Design by FlamingText.com

SA'ATUL AN

TARIKHUL AN

ARCHIVE

Tarjim

POST

Jumat, 07 Agustus 2015

Berebut menjadi Pemimpin ?


Kita harus berhati-hati dalam setiap langkah, karena apapun yang kita lakukan di dunia ini akan diminta pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Dalam sebuah hadist dijelaskan: Setiap kamu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawabannya atas apa yang kamu pimpin, presiden akan dimintai pertanggung jawabannya atas rakyatnya, seorang kepala sekolah akan dimitai guru, murid dan wali muridnya, seorang laki-laki akan dimintai pertanggung jawabannya atas keluarganya, perempuan akan dimintai pertanggung jawaban atas rumah suaminya, pembantu akan dimintai pertanggung jawabannya atas harta juragannya, dan setiap diri kita adalah pemimpin diri sendiri dan akan diminta pertanggung jawabannya atas anggota tubuh kita.
Pada saat sekarang ini umumnya orang berebut menjadi pemimpin. Sebab status sebagai pemimpin dianggap banyak mendatangkan keuntungan, mulai dari yang sifatnya sederhana, misalnya mengumpulkan kekayaan hingga lainnya seperti popularitas, prestise, kehormatan, dan lain-lain. Oleh karena itu, banyak cara dilakukan orang untuk mendapatkan status itu, mulai dari mencari koneksi, dukungan, dan bahkan juga membeli suara.
Dalam Islam, mengejar status kepemimpinan tidak dibolehkan. Bahkan orang yang minta dipilih menjadi pemimpin, sebaiknya justru tidak diberi. Sudah berapa banyak model pemimpin yang Anda temui hingga saat ini? Seperti yang kita ketahui, tidak semua pemimpin layak diikuti, tidak semua memiliki kriteria yang dibutuhkan dalam diri seorang pemimpin. Seorang pemimpin cenderung diidentikkan dengan kekuasaan. Dengan kekuasaan yang ia milikilah ia dapat memerintah orang lain yang berposisi “di bawah”nya. Apakah kekuasaan seorang pemimpin yang membuatnya puas dan bahagia?
Lanjuuut..

Surat Gus Mus Pengunduran Diri


Berikut isi Surat Gus Mus dalam tulisan huruf latin :
Bismillahirrohmanirrohim
Hadrotil afadlil sadati almasyayikh ahlul halli wal'aqdi
al'aizzak- hafidhokumullah
Assalamu 'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
wa ba'd:
Seperti kita ketahui muktamar sekarang ini diwarnai oleh sedikit kisruh yang bersumber dari adanya dua kelompok yang masing-masing menginginkan jagonya lah yang menjadi Rais Aam. Satu berusaha memengaruhi muktamirin untuk memilih A, satunya lagi B dan sistim "Ahlul Halli Wal'Aqdi" pun dianggap sebagai alat oleh salah satu kelompok tersebut. 
Oleh karena itu, demi kemaslahatan jam'iyyah dan sekaligus mengayomi kedua belah pihak yang bersaing tersebut. Sebaiknya, ahlul halli wal 'aqdi tidak memilih dua nama yang dijagokan kedua belah pihak tersebut (A maupun B).
Jabatan Rais Aam biarlah diserahkan kepada salah satu dari ahlul halli wal 'aqdi yang paling mendekati kriteria (Afqohumum waakbaruhum...)
Sedangkan untuk ketua umum tanfidziyah biarlah Rais Aam terpilih merestui semua calon agar muktamirin bisa bergembira memilih pilihan sendiri-sendiri.

Beliau tidak menginginkan, merebut,  bahkan tidak bangga ketika  diangkat menjadi ketua dalam jabatan tertinggi dalam sebua organisasi .... beliau sosok ulama'  yang seperti ulama' zaman khufa'urrasyidin...tidak bangga dengan  sebua jabatan. subhanallah...
Lanjuuut..
 
Support : Creating Website | Fais | Tbi.Jmb
Copyright © 2011. Moh. Faishol Amir Tbi - All Rights Reserved
by Creating Website Published by Faishol AM
Proudly powered by Blogger